PANGKALPINANG. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyesali program penanaman jagung seluas 2.000 hektare (ha) gagal direalisasikan karena pemerintah kabupaten kesulitan mendapatkan lahan.
"Dua kabupaten menyatakan tidak siap menjalankan program ini karena sulit mendapat lahan yang cocok untuk tanaman jagung," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Babel, Toni Batubara di Pangkalpinang, Jumat (4/11).
Menurut dia, pihaknya pada tahun ini telah mencanangkan program penanaman jagung di lahan seluas 2.000 ha guna meningkatkan produksi sekaligus kesejahteraan petani.
"Kami telah menyiapkan anggaran bantuan bibit jagung untuk petani, namun karena waktunya yang singkat yakni di akhir tahun dan sulit mendapatkan lahan, sehingga dipastikan program ini gagal," ujarnya.
Meski program ini gagal, namun pihaknya akan tetap berusaha mewujudkannya pada 2017 dengan target tanam seluas 8.000 hektare.
"Kita akan mendesak kabupaten/kota mencari lahan dan mendata petani agar program bisa dijalankan," katanya menambahkan.
Menurut Toni Batubara, lahan untuk program tanam jagung tersebut tidak harus satu hamparan luas dan tidak harus terbuka.
"Di pekarangan rumah atau di perkebunan dengan sistem tumpang sari juga boleh. Misalnya petani yang punya perkebunan sawit, lada atau karet baru tanam, boleh digunakan untuk tanam jagung," ujarnya.
Ia mengatakan jika program ini berjalan dengan baik, maka pemprov akan memberikan bantuan bibit, pupuk dan membantu pengadaan mesin pemipil jagung agar petani semakin bersemangat.
"Kita akan buat kesepahaman dengan pihak ketiga dan mengajak pembeli melihat harganya yang minimal berkisar Rp3.100 per kilogram, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News