KONTAN.CO.ID - Sebuah proyek budidaya udang berkelanjutan dirintis di Banyuwangi, Jawa Timur. Proyek ini diharapkan bisa menjadi solusi permasalahan budidaya udang yang sering mengalami pasang surut hasil panenan.
Untuk memulai proyek ini, Kementerian Koordinator Bidang Pangan resmi mengukuhkan Tim Pelaksana Budi Daya Udang Berkelanjutan Kabupaten Banyuwangi. Pengukuhan ini dilakukan bersama Konservasi Indonesia (KI) dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam lokakarya nasional bertema “Penguatan Transformasi Industri Budi Daya Udang Nasional”, Rabu 10 Desember 2025.
Pembentukan forum lintas lembaga ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola dan daya saing sektor udang nasional.
Baca Juga: BPS Pangkal Pinang Akan Rekrut Ratusan Petugas Sensus, Gaji Rp 4 juta, Ini Syaratnya!
Produksi Udang Indonesia Terus Meningkat
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi udang nasional menunjukkan tren kenaikan dalam lima tahun terakhir:
- 2019: 863.118 ton
- 2023: 941.646 ton
Meski demikian, sektor budi daya masih menghadapi sejumlah tantangan. Serangan penyakit, keterbatasan energi di kawasan budi daya, persoalan perizinan, hingga fluktuasi harga membuat tata kelola perlu diperkuat secara terintegrasi.
Tonton: #PREVIEW#Tanggul Retak, Kota Terancam: Pemprov DKI Sibuk Tambal Sulam
Kolaborasi Pertama di Indonesia untuk Tata Kelola Udang
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Pangan melalui Asisten Deputi Pengembangan Perikanan Budi Daya, Cahyadi Rasyid, menilai pembentukan tim pelaksana ini merupakan model kolaborasi pertama di Indonesia untuk sektor udang.
“Akselerasi produksi harus berjalan seiring perlindungan ekosistem. Banyuwangi memiliki kapasitas untuk menjadi contoh nasional dalam transformasi industri udang,” ujar Cahyadi dalam keterangan resmi.
Ia menegaskan bahwa Banyuwangi memiliki keunggulan sosial dan kelembagaan yang kuat, termasuk jejaring pembudi daya dan dukungan pemerintah daerah.
Struktur Tim Pelaksana: 8 Komisi dengan Peran Strategis
Tim Pelaksana Budi Daya Udang Berkelanjutan dipimpin oleh Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi. Struktur tim mencakup delapan komisi, meliputi:
- Konservasi
- Industri dan komunitas
- Pasar dan rantai pasok
- Regulasi dan perizinan
- Sumber daya manusia
- Kesejahteraan
- Teknologi dan inovasi budi daya
- Edukasi dan pariwisata
Pendekatan kolaboratif ini diharapkan mampu mempercepat transformasi kawasan budi daya menjadi lebih adaptif dan berwawasan lingkungan.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Berstatus Waspada, Masyarakat Diminta Jaga Jarak 2 Km
Peran Strategis Konservasi Indonesia
Konservasi Indonesia (KI) disebut sebagai mitra penggerak utama dalam proses pembentukan tim. Senior Ocean Program Advisor KI, Victor Nikijuluw, menjelaskan bahwa sektor udang memerlukan pendekatan lintas ekologi, ekonomi, dan sosial.
Selama lima tahun terakhir, KI telah menjalankan sejumlah inisiatif perbaikan kawasan budi daya di Banyuwangi. Hasilnya dinilai positif, termasuk:
- Peningkatan produktivitas
- Pemulihan fungsi ekologis tambak
- Restorasi mangrove di tambak tradisional
“Ini bukan hanya dokumen, tetapi panduan kerja kolektif untuk industri udang berkelanjutan sekaligus meningkatkan produktivitas tambak rakyat,” ujar Victor.
Menurut KI, mandat Tim Pelaksana berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas lokal jika diterapkan secara menyeluruh.
Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra, menegaskan bahwa tim ini menjadi tonggak penting dalam tata kelola udang daerah. “Banyuwangi memiliki potensi besar, tetapi membutuhkan arah yang jelas. Tim pelaksana ini menyatukan seluruh pihak untuk menyusun langkah terukur sesuai strategi transformasi ekonomi biru dalam RPJMN 2025–2029,” ujarnya.
Ia memastikan bahwa hasil perumusan tim akan diintegrasikan ke kebijakan daerah—mulai dari tata ruang pesisir, perizinan, pengawasan mutu, hingga penerapan teknologi—agar produktivitas dan kelestarian berjalan beriringan.
Dengan struktur komprehensif dan koordinasi yang kuat, Banyuwangi diharapkan menjadi model nasional budi daya udang modern, yang lebih sehat, efisien, inklusif, dan berkelanjutan.
Selanjutnya: Pasang Target Moderat, WSBP Proyeksikan Nilai Kontrak Baru Rp 2,6 Triliun di 2026
Menarik Dibaca: Mau Bisnis Tetap Aman di 2026? Fortinet Beberkan Cara Hadapi Serangan AI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News