Proyek LRT Jabodebek Jadi Polemik, Dikritik Habis-habisan Wamen BUMN

Jumat, 04 Agustus 2023 | 05:17 WIB Sumber: Kompas.com
Proyek LRT Jabodebek Jadi Polemik, Dikritik Habis-habisan Wamen BUMN

ILUSTRASI. Sejumlah polemik mulai muncul saat proyek LRT Jabodebek hampir selesai. KONTAN/Fransiskus Simbolon


PROYEK LRT - Proyek LRT Jabodebek dibangun sejak 2015. Dulunya, proyek ini dianggap sebagai proyek mustahil atau imposible mission. 

Kini, proyek LRT Jabodebek itu hampir selesai. Bahkan kereta tersebut akan beroperasi tanpa masinis. 

LRT Jabodebek ini direncanakan akan memiliki tarif Rp 5.000 untuk 1 kilometer pertama dan Rp 700 untuk kilometer selanjutnya. 

Jika disimulasikan, tarif maksimal untuk LRT Jabodebek sekitar Rp 25.000 yang dihitung dari lintasan terjauh arah Bekasi ke Dukuh Atas. 

Sayangnya, sejumlah polemik mulai muncul saat proyek ini hampir selesai. 

Uji coba LRT mundur 

Sedianya, LRT Jabodebek akan diujicobakan untuk masyarakat umum pada 27 Juli, tetapi mundur lantaran ada penyempurnaan sistem. Padahal, sudah ada 24.000 warga mendaftar untuk mencoba langsung operasional terbatas LRT Jabodebek. 

Uji coba yang kemudian direncakan pada 29 Juli juga kembali batal dan direncanakan pada awal Agustus 2023. 

Namun, pihak Kementerian Perhubungan dan Divisi LRT Jabodebek belum bisa memberikan tanggal pasti terkait uji coba ini. 

Pihak KAI sebelumnya menghentikan juga sementara uji coba operasional terbatas selama 17-20 Juli untuk menginput perangkat lunak dari Siemens ke sistem LRT. 

Siemens adalah pihak yang mengeluarkan rekomendasi safety assemssment untuk LRT Jabodebek. 

Baca Juga: Tinjau LRT Jabodebek, Jokowi: Terdapat Sejumlah Hal yang Harus Disempurnakan

Dikritik habis-habisan Wamen BUMN 

Tak hanya itu, proyek LRT Jabodebek ini juga dikritik habis-habisan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Bahkan, ia mengatakan LRT Jabodebek salah desain pada bagian jembatan rel atau longspan di Kuningan, Jakarta Selatan. Kondisi ini menyebabkan kereta terpaksa melambat saat melewati tikungan itu. 

"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan kan ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain, karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," kata Tiko, sapaan akrabnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (1/8/2023). 

Menurutnya, tikungan tersebut kurang lebar, sehingga kecepatan kereta melambat. 

Baca Juga: Jajal LRT Jabodebek, Presiden Tegaskan Aspek Keselamatan yang Paling Utama

31 kereta dengan spesifikasi berbeda 

Selain salah desain, Tiko mengatakan, 31 kereta LRT Jabodebek memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Dalam pengerjaannya, ada 6 komponen yang terlibat, di antaranya prasarana digarap oleh PT Adhi Karya, kereta oleh PT INKA, dan software development oleh Siemens. 

Sayangnya, tidak ada penghubung di antara banyaknya komponen di dalamnya. Akibatnya, banyak terjadi kesalahan koordinasi, termasuk terkait keluhan Siemens terhadap 31 kereta LRT Jabodebek yang ternyata memiliki spesifikasi berbeda-beda. 

Hal ini menyebabkan sistem perangkat lunak harus diperbaiki, sehingga membutuhkan biaya lebih tinggi. 

(Sumber: Kompas.com/Yohana Artha Uly, Isna Rifka Sri Rahayu | Editor: Akhdi Martin Pratama, Aprillia Ika, Erlangga Djumena

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polemik LRT Jabodebek: Dikritik Wamen BUMN, Jadwal Uji Coba Molor Terus"
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Sari Hardiyanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru