RISET/PENELITIAN - JAKARTA. PT Pupuk Indonesia kembali menggelar kompetisi riset dan inovasi pertanian bertajuk Pupuk Indonesia Fertinnovation Challenge (PIFC) 2023. Kompetisi ini bertujuan untuk menjaring gagasan guna mendukung kemajuan teknologi di bidang produksi pupuk dan pertanian nasional.
SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, saat ini diperlurkan gagasan-gagasan baru untuk menghadapi beragam tantangan yang di sektor pertanian.
Ia bilang, sektor pertanian Tanah Air kini dihadapkan dengan berbagai tantangan, mulai dari fenomena El Nino dan La Nina, kondisi demografi petani yang didominasi usia 45 tahun ke atas, hingga tidak stabilnya rantai pasok global akibat konflik Rusia-Ukraina.
"Oleh karena itu, melalui kompetisi ini kami berharap dapat melahirkan gagasan-gagasan segar untuk kemudian dikembangkan secara lebih komprehensif agar dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut," ujar Wijaya dalam keterangan resminya, Senin (9/10).
Baca Juga: El Nino Mengancam, Saham Produsen Beras Buyung Poetra (HOKI) Malah Melonjak 36,7%
PIFC 2023 merupakan kompetisi yang kedua kalinya digelar Pupuk Indonesia. Ini adalah bagian dari program Pupuk Indonesia dalam kemampuan riset dan inovasi.
Wijaya mengatakan, ajang ini terbuka bagi mahasiswa yang terafiliasi dengan kampus nasional maupun global. Selain mahasiswa, kompetisi ini juga dapat diikuti oleh non-mahasiswa yang terafiliasi dengan kelembagaan atau perusahaan seperti start up hingga badan riset.
Ada beberapa topik yang dilombakan di PIFC 2023. Pertama, peningkatan efisiensi dalam penggunaan pupuk (enhanced efficiency fertilizer). Materi yang dilombakan adalah desain/prototype produk pupuk sebagai nutrisi tanaman yang memiliki karakteristik high NUE (Nutrient Use Efficiency) dan lebih ramah lingkungan.
Kedua, industri pupuk berkelanjutan, yaitu melombakan desain teknologi produksi pupuk dan amonia yang rendah emisi dan lebih ramah lingkungan.
Ketiga, teknologi pertanian presisi (precision agriculture technology) yang akan melombakan desain teknologi pertanian presisi untuk mendukung digitalisasi pertanian.
Keempat, agri challange, yaitu materi lomba dengan konsep bisnis atau kegiatan yang mendukung implementasi ESG (Enviromental, Social, and Governance) di bidang pertanian.
Baca Juga: Mengukur Ketahanan Pangan Nasional
"Tema yang kami pilih seluruhnya merupakan tema yang saat ini sedang menjadi tuntutan global. Mulai dari pengembangan teknologi pertanian yang lebih efisien, presisi dan mengedepankan aspek lingkungan," jelas Wijaya.
Periode pengumpulan makalah dimulai pada bulan September hingga awal Oktober 2023. Sebagai hadiah, Pupuk Indonesia telah menyiapkan total hadiah sebesar Rp380 juta. Selain hadiah uang tunai, karya terbaik berpotensi mendapatkan incubation fund hingga miliaran rupiah.
Kompetisi ini sendiri bisa diikuti oleh individu atau tim (2-4 orang), dengan materi lomba belum pernah didaftarkan dalam kompetisi inovasi, memiliki relevansi dengan proses bisnis Pupuk Indonesia, level maturitas inovasi minimal sudah terkonfirmasi skala bench/pilot, serta memiliki kajian teknis & keekonomian serta MVP menjadi nilai tambah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News