GUNUNG - SITARO. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani mengimbau warga dan pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas di zona bahaya Gunung Karangetang, Sulawesi Utara pada Senin (11/2).
Perlu diketahui, Gunung Karangetang kembali melakukan aktivitas vulkaniknya, seperti guguran lava yang terjadi sejak November 2018. "Saat ini erupsi yang paling dominan terjadi di Gunung Karangetang bersifat efusif (guguran lava dan guguran awan panas), dan juga berpotensi untuk erupsi eksplosif berskala kecil," ujar Kasbani saat dihubungi Kompas.com pada Senin (11/2).
Oleh karena itu, PVMBG merekomendasikan warga Kampung Batubulan, Kampung Niambangeng, dan Kampung Beba untuk melakukan evakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava maupun awan panas.
Aktivitas vulkanik juga berdampak pada kerusakan material, seperti jalan akses menuju Kampung Batubulan yang tertutup material vulkanik hingga mencapai 50 meter dengan luasan 300 meter persegi. "PVMBG merekomendasikan zona perkiraan bahaya yang meliputi radius 2,5 km dari puncak Kawah Dua dan Kawah Utama," ujar Kasbani.
Kemudian, PVMBG juga menetapkan untuk wilayah sektoral dari puncak ke arah Barat-Barat Laut sejauh 3 km dan ke arah Barat Laut-Utara sejauh 4 km sebagai zona berbahaya.
Dampak aktivitas vulkanik tersebut juga mengakibatkan 33 KK (122 orang) mengungsi di Penampungan Paseng, 11 KK (39 orang) mengungsi di Sekolah GMIST Batubulan, dan 9 KK (29 orang) mengungsi di rumah-rumah kerabat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara juga melaporkan bahwa dua jembatan kampung tersebut rusak berat akibat dampak aktivitas vulkanik Gunung Karangetang. Tak hanya itu, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan sukarelawan telah melakukan upaya penanganan darurat.
Berdasarkan pantauan PVMBG, ada beberapa sungai yang berpotensi menjadi jalur aliran lava dan guguran dari Kawah Dua. Adapun, sungai itu yakni Sungai Melebuhe, Sungai Batuare, Sungai Batukole, Sungai Saboang, Sungai Niambangeng, Sungai Sumpihi, Sungai Kiawang, Sungai Kinal, dan Sungai Kawahang.
"Masyarakat yang tinggal di sekitaran sungai-sungai tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi hujan lava dan banjir yang dapat mengalir hingga ke laut," ujar Kasbani.
"Jangan lupa untuk tetap menggunakan penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi potensi bahaya gangguan pernafasan jika terjadi hujan abu," kata dia. Kasbani juga mengimbau bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Karangetang untuk tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai Gunung Karangetang yang tidak jelas sumbernya. (Retia Kartika Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PVMBG Tetapkan Zona Berbahaya Sektoral Gunung Karangetang"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News