Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

Sabtu, 01 Agustus 2020 | 23:22 WIB   Reporter: Syamsul Ashar, Yudho Winarto
Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

ILUSTRASI. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan kegiatan akhir pekan ini Sabtu 1 Agustus 2020 dengan mengunjungi hulu sungai Citarum atau dikenal dengan titik nol Sungai Citarum.


RIDWAN KAMIL - JAKARTA. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan kegiatan akhir pekan ini Sabtu 1 Agustus 2020 dengan mengunjungi hulu sungai Citarum atau dikenal dengan titik nol Sungai Citarum. 

Kunjungan Ridwan Kamil langsung ke lokasi titik nol Sungai Citarum ini ada di Situ Cisanti, yang berada di Kampung Pejaten, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertajaya, Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat. 

Danau yang dikenal dengan nama Situ Cisanti, ini memiiki luas sekitar 10 hektare (ha) yang dikelilingi oleh beberapa gunung.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

Titik nol Sungai Citarum terletak di Situ Cisanti tepat di kaki Gunung Wayang.  Di tempat ini terdapat tujuh 7 mata air yang masuk dalam lahan konservasi. 

Air Situ Cisanti ini mengalir menjadi Sungai Citarum bergerak puluhan kilometer melewati 12 kota dan kabupaten  yang bermura arah ke laut Jawa, tepatnya di Kabupaten Bekasi.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

Saat ini warga masyarakat bisa menikmati keindahan Situ Cisanti karena bisa dikunjungi wisatawan dengan membayar tiket Rp 10.000 per orang.

Ridwan Kami menyebut Sungai Citarum mulai tercemar sejak adanya zona permukiman yang berada di bantarannya. 

Karena itu Ridwan Kamil berencana untuk membangun embung-embung tempat konservasi air di hulu Sungai Citarum.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

Ridwan Kamil menyebut berkat kerja Satgas Citarum dan semua pemangku kepentingan, perbaikan status pencemaran berat air di Sungai Citarum pada 2018, saat ini mulai berkurang.

 "Alhamdulillah ada kemajuan," kata Ridwan Kamil di akun media sosialnya Sabtu (1/8). 

Ridwan Kami menyebut Per Juni 2020 sudah tingkat pencemaran air di Sungai Citarum sudah membaik di level cemar ringan. "Lebih cepat dari jadwal yang targetnya tahun ini hanya cemar sedang," kata Ridwan Kamil.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

Pada postingan itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak semua masyarakat untuk menjaga lingkungan dan bumi. "Agar mereka balik menjaga kehidupan kita," katanya.

Sebelumnya pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung Program Citarum Harum melalui pembangunan sejumlah infrastruktur dalam rangka pengendalian pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Provinsi Jawa Barat.

SELANJUTNYA>>>

Dukungan tersebut merupakan tindak lanjut amanat Presiden Joko Widodo melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Melansir dari laman Setkab, Senin (22/6/2020), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan keberhasilan Program Citarum Harum memerlukan sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat yang telah disepakati dalam rencana aksi yang mengatur tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan.

Penataan DAS Citarum dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai dengan pembangunan terowongan, pembangunan permukiman baru bagi warga yang direlokasi, pembangunan fasilitas pengolahan air limbah dan sampah permukaan serta penegakan hukum.

Dalam mendukung Program Citarum Harum, Kementerian PUPR telah melakukan pengelolaan sumber daya air, pengelolaan limbah cair dan padat di sepanjang sungai dan permukiman, termasuk pengendalian banjir di wilayah hilir.

Sejumlah infrastruktur telah dibangun di antaranya normalisasi kali mati (oxbow) yang telah dilaksanakan sejak 2019 di 5 lokasi dengan anggaran Rp33,8 miliar yakni Kali Mati Dara Ulin, Mahmud, Bojong Soang, Sapan, dan Cisangkuy.

Selanjutnya pada 2018, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Kolam Retensi Cieuntung di Kecamatan Baleendah seluas 4,75 hektare berkapasitas tampung 190 ribu m³.

Dengan dilengkapi 3 unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m³/detik dan 1 unit pompa harian berkapasitas 1,5 m³/detik, tampungan air buatan ini mampu mengurangi debit banjir Citarum yang kerap menggenangi daerah Dayeuhkolot dan Baleendah.

Anggaran pembangunannya sebesar anggaran Rp203 miliar. Saat ini juga tengah disiapkan pembangunan Kolam Retensi Andir dan polder-polder di Kabupaten Bandung sebagai tampungan pengendali banjir dengan anggaran Rp114 miliar.

Infrastruktur pengendali banjir tersebut rencananya dibangun pada Agustus 2020 hingga tahun 2021 di 5 lokasi, yakni Cijambe Barat, Cijambe Timur, Cigede, Cipalasari, dan Cisangkuy.

Pada Tahun Anggaran 2020, Kementerian PUPR juga menganggarkan Program Padat Karya Tunai (PKT) sebesar Rp 56,1 miliar untuk mendukung penanganan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat dari tingginya aktivitas domestik dan industri di pinggiran DAS Citarum.

PKT dilaksanakan melalui program pengelolaan sampah berbasis masyarakat atau dikenal dengan Program TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle) dan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di 103 lokasi yang tersebar di 9 kota/kabupaten di Jawa Barat.

Untuk mendukung pembiayaan penanganan sampah di DAS Citarum, saat ini juga telah dilakukan penandatanganan loan agreement atau perjanjian pinjaman dengan World Bank untuk pelaksanaan Program Improvement of Solid waste Management Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) sebesar US$100 juta (Rp1,58 triliun) berlaku efektif 3 April 2020 hingga 30 November 2025.

Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) skala kota dan pengadaan armada pengangkut sampah sebesar USD 77 juta (Rp1,2 triliun) untuk mendukung pengelolaan sampah di wilayah Regional Metro Bandung (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat) dan Non-Metro Bandung (Kabupaten Cianjur, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi). Saat ini, sudah ada lahan yang siap (clear and clean) sebanyak 17 lokasi dari total rencana penanganan sebanyak 77 lokasi.

Dalam menjaga dan memperbaiki kondisi Sungai Citarum, Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan TNI melakukan serangkaian kegiatan seperti pengerukan sendimen, pembibitan tanaman, penanaman pohon, sosialisasi dan patroli bersama. Pelaksanaan program tersebut dilakukan pada 2018-2020 dengan anggaran sebesar Rp 551,41 miliar.

Sungai Citarum terbentang sepanjang 297 kilometer dengan hulu di Situ Cisanti yang terletak di kaki Gunung Wayang, Kabupaten Bandung dan bermuara di Pantai Utara Pulau Jawa, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi Jawa Barat.

Selain menjadi sumber air baku untuk air minum, DAS Sungai Citarum yang melintasi 9 kabupaten/kota juga sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Sepanjang bentangnya, terdapat tiga waduk di sungai ini, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur.

Pada tahun 2021, program pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum tetap dilanjutkan Kementerian PUPR melalui serangkaian kegiatan infrastruktur, termasuk kegiatan yang dilaksanakan bekerja sama dengan TNI dengan total anggaran sebesar Rp 618,6 miliar.

Anggaran tersebut akan digunakan untuk normalisasi sungai di 6 lokasi sebesar Rp 137 miliar, rehabilitasi sungai di 3 lokasi senilai Rp 125 miliar, pemeliharaan sungai di 6 lokasi senilai Rp 6,6 miliar, pengendalian banjir di 2 lokasi senilai Rp100 miliar, pembangunan pengendali banjir di Sungai Cibeet senilai Rp 50 miliar, dan pelaksanaan kegiatan bekerja sama dengan TNI senilai Rp 200 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Syamsul Azhar

Terbaru