RS Siloam: Ada kekeliruan dari produsen obat bius

Selasa, 17 Februari 2015 | 16:32 WIB Sumber: Kompas.com
RS Siloam: Ada kekeliruan dari produsen obat bius

ILUSTRASI. 7 Cara Menghilangkan Bekas Luka dengan Bahan Alami, Cek Jenis Bekas Luka Kulit


TANGERANG. Meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci, Tangerang, diduga karena kelalaian dari pihak produsen obat bius, yakni PT Kalbe Farma. Etiket atau bungkusan pada obat bius Buvanest Spiral itu diduga tertukar sehingga kandungan di dalamnya bukan untuk obat bius pada umumnya.

"Kita dapat semua (obat bius) dari produsen. Kandungan obat enggak pernah kita periksa, enggak pernah kita cek-cek lagi. Jadi sepertinya ada kekeliruan dari pihak produsen," kata Kepala Humas RS Siloam Karawaci Heppi Nurfianto kepada Kompas.com, Selasa (17/2).

Heppi menjelaskan, obat bius tersebut yang bungkusannya tertukar menyebabkan kandungan di dalam obat bekerja untuk mengurangi pendarahan. Sedangkan, kandungan yang seharusnya untuk obat bius adalah bupivacaine atau untuk pembiusan.

Gejala tak biasa pun sempat dirasakan kedua pasien yang salah satunya adalah perempuan yang sedang melahirkan dengan operasi caesar.

Mereka mengalami gatal-gatal dan kejang-kejang setelah beberapa saat disuntikkan obat bius ke tulang belakang mereka.

"Habis ada gejala itu, pasien langsung dimasukkan ke ruang ICU. Tetapi disayangkan, belum ada 24 jam pasien sudah meninggal dunia," ucap Heppi.

Dokter yang menangani gejala tak lazim dari pasien tersebut, ucap Heppi, juga sempat merasa aneh. Padahal, pasien lain yang juga menggunakan obat bius dengan jenis dan keluaran yang sama diketahui normal-normal saja. Ketika dicek, ternyata memang bungkusan pada kemasan obat bius itu tertukar.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga mengungkapkan telah membentuk tim investigasi untuk mencari tahu penyebab kedua pasien meninggal. Apakah memang benar karena kekeliruan pihak Kalbe atau ada faktor lain.

"Balai POM akan memverifikasi dan memonitor penarikan obat bius itu, lalu Kalbe juga kita minta melakukan investigasi mengapa itu bisa terjadi. Itu tanggung jawab mereka," kata Roy. (Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru