MANADO. Kepala Bidang perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) T Hasudungan Siregar mengatakan, China rajin membeli sabut kelapa asal Sulut. Akhir April, Negeri Panda membeli ratusan ton sabut kelapa.
"Permintaan sabut kelapa dari China, diharapkan dapat dimanfaatkan petani dan pengekspor Sulut dengan baik," kata Hasudungan, di Manado, Rabu.
Hasudungan mengatakan, ekspor sabut kelapa ke Tiongkok sebanyak 141 ton dengan sumbangan devisa bagi negara sebesar US$ 35.341.
Ia mengatakan dari produk serat sabut akan menghasilkan aneka macam produk derivatif yang banyak manfaatnya, berupa pupuk organik bahkan dibuat jok mobil.
Bahan baku sabut kelapa melimpah di Sulut, namun tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan begitu saja, ternyata memiliki nilai jual yang tinggi.
"Dulu gonofu (sabut kelapa) hanya dibuang atau dijadikan bahan bakar rumah tangga, sekarang kami beli, mudah-mudahan ekspor sabut kelapa memberi kemajuan ekonomi daerah," katanya.
Sabut tersebut merupakan bagian mesokarp (selimut) kelapa, berupa serat-serat kasar. Sabut biasanya menjadi limbah yang hanya ditumpuk di bawah tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar," jelasnya.
Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi keset. Padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik, katanya. (Jootje Kumajas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News