JAKARTA - Sejarah ulang tahun Jakarta ternyata dapat ditelusuri sejak masa penjajahan Belanda. Hari Ulang Tahun DKI Jakarta atau HUT Jakarta yang ke-495 tahun jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022.
Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta mengambil tema "Jakarta Hajatan" untuk HUT DKI Jakarta 2022. Slogan yang digunakan adalah "Celebrate Jakarta: Kolabotasi, Akselerasi, dan Elevasi".
Seperti diketahui, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta terletak di pesisir bagian Barat laut Pulau Jawa.
Jakarta memiliki luas sekitar 664,01 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.557.810 jiwa (2019). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Dahulu Jakarta pernah dikenal dengan beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Lantas, seperti apa sejarah ulang tahun Jakarta?
Baca Juga: 44 Link Twibbon HUT Jakarta 2022 dan Cara Pakainya di Media Sosial
Sejarah ulang tahun Jakarta
Pada masa kolonial, Belanda memperingati hari jadi Kota Batavia tiap akhir Mei. Sebab, pada akhir Mei 1619, Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Jayakarta.
Dirangkum dari laman Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Pusat dan Kompaspedia, Belanda membangun monument J.P Coen di Jalan Lapangan Banteng untuk memperingati 250 tahun usia Batavia. Namun, patung itu dihancurkan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945).
Nah, penetapan hari jadi Jakarta atau sejarah ulang tahun Jakarta merujuk kepada penetapan yang dikeluarkan oleh Sudiro, Wali Kota Jakarta periode 1953-1958.
Waktu itu, Sudiro menyadari perlunya peringatan ulang tahun Jakarta dengan cara berbeda dari perayaan berdirinya Batavia. Akhirnya, Sudiro memanggil sejumlah ahli sejarah seperti Mohamad Yamin dan Prof.Dr.Sukanto, S.H. serta wartawan senior Sudarjo Tjokrosiswoyo.
Baca Juga: HUT Jakarta, Masuk 11 Museum Ini Gratis di 22 Juni 2022
Mereka ditugasi meneliti kapan Jakarta didirikan oleh Fatahillah. Saat itu, Sudiro memiliki keyakinan kalau tahunnya itu 1527. Tapi, masih timbul pertanyaan mengenai hari, tanggal, dan bulan lahirnya Jakarta. Kemudian, pada saat itu hanya Prof. Sukanto yang menyatakan kesediaannya untuk meneliti sejarah ulang tahun Jakarta.
Pada waktu itu, Prof. Sukanto menjabat sebagai Kepala "Arsip Negara", Sekretaris Senat Guru Besar Universitas Indonesia (UI) dan Guru Besar dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia dan Hukum Adat pada Fakultas Sastra UI.
Pada akhir 1954, Prof. Sukanto telah menyelesaikan dan menyerahkan sebuah manuskrip yang diterbitkan dalam bentuk buku sejarah Jakarta, Dari Djakarta ke Djajakarta.
Baca Juga: HUT Jakarta, Naik TransJakarta Cukup Bayar Rp 1 pada 22 Juni 2022
Dia menduga, 22 Juni 1527 adalah hari yang paling dekat pada kenyataan dibangunnya Kota Jayakarta oleh Fatahillah. Setelah itu, naskah tersebut diserahkan Sudiro kepada Dewan Perwakilan Kota Sementara untuk dibahas.
Kemudian, langsung bersidang dan menetapkan bahwa 22 Juni 1527 sebagai berdirinya Kota Jakarta atau hari ulang tahun Jakarta.
Tepat pada 22 Juni 1956, Sudiro mengajukannya dengan resmi pada sidang pleno dan usulnya itu diterima dengan suara bulat. Sejak saat itu, tiap 22 Juni diadakan sidang istimewa DPRD Kota Jakarta sebagai tradisi memperingati berdirinya Kota Jakarta atau ulang tahun Jakarta.
Demikian sejarah ulang tahun Jakarta yang telah diperingati sejak masa penjajahan Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News