Selain sebagai sumber air, embung Giriroto Boyolali juga menjadi tempat rekreasi

Jumat, 26 April 2019 | 19:09 WIB   Reporter: Handoyo
Selain sebagai sumber air, embung Giriroto Boyolali juga menjadi tempat rekreasi


INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Disamping membangun 65 bendungan dalam kurun 2015-2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga terus meningkatkan jumlah tampungan air melalui pembangunan embung di seluruh Indonesia. 

Keberadaan embung selain untuk irigasi sawah juga bermanfaat untuk konservasi air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku, sumber air bagi ternak terutama pada saat musim kemarau.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pada tahun 2018, jumlah embung yang dibangun Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air sebanyak 103 embung. Dengan tambahan jumlah embung tersebut, maka selama empat tahun (2015–2018), jumlah embung yang dibangun 949 buah. 

Tahun 2019 akan dibangun tambahan 104 embung, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga total terbangun hingga 2019 akan mencapai 1.053 embung

Pembangunan embung bertujuan untuk menambah penyediaan sarana dan prasarana air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan. Salah satu embung yang telah rampung pembangunannya pada Desember 2018 adalah Embung Giriroto di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

"Luas Embung Giriroto adalah 1,3 hektar, dengan kedalaman 6 meter dan volume 48.000 m³. Manfaat Embung Giriroto untuk menambah supply air Daerah Irigasi Cengklik  seluas 74 hektar. Pembangunan Embung Giriroto mulai pada bulan April 2018 dan selesai pada bulan Desember 2018," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Charisal Akdian Manu dalam siaran persnya, Jumat (26/4). 

Pembangunan Embung Giriroto dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Ditjen Sumber Daya Air dengan anggaran sebesar Rp 12,14 miliar dan kontraktor PT Parto Adhi Nugroho.  

Sebelum adanya embung tersebut, Desa Giriroto yang terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu desa yang memanfaatkan jaringan irigasi yang bersumber dari Waduk Cengklik. Waduk tersebut semula dibangun oleh pemerintah Belanda guna penyediaan air tanaman tebu untuk Pabrik Gula Colomadu. 

Area irigasi di Desa Giriroto seluas 156 Ha berada di paling hilir dari jaringan Irigasi Cengklik. Setelah pabrik gula tidak beroperasi dan karena perubahan pola tanam dari tanaman tebu menjadi padi-padi-palawija maka terjadi peningkatan kebutuhan air. 

Sementara Waduk Cengklik terus mengalami penurunan kondisi jaringan dan keterbatasan air hingga akhirnya tidak berfungsi efektif sejak sekitar tahun 1998, sehingga akhirnya diperlukan pembangunan embung tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru