Setelah Malang Raya dan DKI Jakarta, Surabaya Raya menyiapkan new normal pasca PSBB

Sabtu, 06 Juni 2020 | 11:51 WIB   Reporter: Barly Haliem
Setelah Malang Raya dan DKI Jakarta, Surabaya Raya menyiapkan new normal pasca PSBB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (1/6).


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARYTA.  Setelah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai menyiapkan skenario kenormalan baru (new normal) untuk Surabaya Raya. Untuk tahap awal, new normal ini akan diterapkan untuk Kabupaten Gresik.

Untuk memastikan kesiapan tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran, dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah meninjau pasar tangguh dan kampung tangguh di Gresik. 

Pasar yang dikunjungi oleh para petinggi Provinsi Jatim itu adalah Pasar Tradisional Pondok Permata Suci, Kecamatan Manyar, Gresik. Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono, dan sejumlah pejabat di lingkup Pemprov Jatim serta Gresik juga hadir dalam acara tersebut.Peninjauan tersebut juga sebagai rangkaian persiapan Surabaya Raya memasuki masa transisi pasca penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), khususnya untuk wilayah Gresik.

Baca Juga: Perhatian, selain mobil ganjil genap juga untuk motor di masa transisi

Pada kunjungan tersebut, Khofifah menyempatkan diri berkeliling pasar sambil menyaksikan aktivitas perdagangan. Gubernur Jatim Jatim itu juga menyapa para pedagang dan pembeli yang tengah bertransaksi. 

Baca Juga: Kesembuhan pasien corona meningkat, Khofifah: Alhamdulillah, alhamdulillah

Secara umum, Khofifah mengapresiasi para pedagang dan pembeli di pasar tersebut karena telah menerapkan protokol kesehatan, yakni physical distancing dengan jarak 1 meter. Mereka juga disiplin menggunakan masker maupun face shield.

“Format pasar tradisional di Pasar Suci ini bisa dijadikan percontohan bagi yang lain. Hari ini para pedagang dan pembeli memakai masker dan faceshield. Selanjutnya harus dikawal mereka tetap memakai masker. Sebaiknya pedagang menggunakan faceshield untuk perlindungan mereka, sehingga pedagangan tetap berjalan dan semuanya juga terlindungi,” kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat malam (5/6).

Dia menambahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), terdapat enam faktor yang harus dipastikan pada masa transisi pasca PSBB. 
Misalnya, penyebaran Covid-19 dapat dikontrol. Layanan kesehatan juga terpenuhi, mulai dari rapid test, PCR test maupun penanganannya. 

Kemudian harus bisa dipastikan bahwa ada perlindungan bagi kelompok rentan. “Juga berkaitan dengan tingkat partisipasi masyarakat,” kata Khofifah.

Ihwal kesiapan masa transisi di Gresik, imbuh Khofifah, sudah mulai dilakukan sejumlah penguatan. Di antaranya adalah penguatan Kampung Tangguh.

Awalnya Kampung Tangguh ini berbasis desa. Namun saat ini program tersebut berbasis RW agar lebih dekat warga.

Selain itu, agar lebih disiplin menjalankan protocol kesehatan, program Kampung Tangguh ini juga dikawal oleh Kapolda Jatim serta Pangdam V/Brawijaya.  “Pengawalan kedisiplinan menjadi bagian yang sangat penting, supaya tidak ada second wave atau gelombang kedua Covid-19,” ujarnya.

Kampung Tangguh jadi model

Usai meninjau Pondok Permata Suci, Khofifah dan rombongan juga meninjau pelaksanaan Kampung Tangguh di RT 1 RW 8 Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Gresik. Khofifah meninjau lokasi ruang isolasi, ruang observasi, serta lumbung pangan warga di kampung itu. 

Khofifah juga berharap, para warga di Kampung Tangguh mematuhi anjuran pemerintah, yaitu stay at home. Dia menyatakan, Kampung Tangguh ini akan menjadi basis pelaksanaan new normal. Selain itu, Kampung Tangguh di suatu RW akan turut menopang pencegahan dan penanganan Covid-19 di RW lainnya. 

 “Harapannya, semua kabupaten/kota juga begitu. Kemarin role modelnya di Malang Raya, selanjutnya di kembangkan di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Kampung Tangguh di Jatim ini sepertinya menjadi role model di provinsi yang lain juga,” kata Khofifah.

Bupati Gresik Sambari Halim mengungkapkan, Kabupaten Gresik memiliki 330 desa, 26 kelurahan, 910 RT-RW, dan 914 dusun. Dari 330 desa tersebut, sampai saat ini sudah ada 56 desa yang membentuk Desa Tangguh.

Gresik juga sudah melaksakan 54 Pasar Tangguh. “Ujung tombak penanganan Covid-19 ini memang masyarakat di tingkat paling akar, yaitu di tingkat RT-RW,” kata Sambari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon

Terbaru