BANK - JAKARTA. Perubahan di dunia kerja kini berlangsung lebih cepat dari sebelumnya. Transformasi digital, ledakan data, dan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan membuat landscape profesional terus bergeser.
Menurut laporan LinkedIn tahun 2023, keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja telah berubah lebih dari 25% sejak 2015, dan angka ini diprediksi melonjak hingga 65% pada 2030. Di tengah arus ini, generasi Z punya peluang besar untuk tampil sebagai pembeda, asal siap menghadapi tantangan dengan strategi yang tepat.
Menjadi unggul di era kerja modern tak cukup hanya mengandalkan kecakapan teknis. Literasi digital dan kemampuan teknologi memang penting, tapi itu baru permulaan. Gen Z juga harus mengasah soft skill seperti kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, menyelesaikan masalah secara kreatif, hingga memiliki ketahanan emosional dalam menghadapi perubahan yang serba cepat.
Ada sejumlah lngkah yang bisa dilakukan menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Pertama, pola pikir adaptif juga menjadi senjata penting dalam menghadapi tantangan. Adaptif bukan hanya soal menerima perubahan, tapi juga tentang mengambil inisiatif untuk memulainya.
Baca Juga: Dikabarkan Segera IPO, Ini Kata Bos Superbank
Melisa Hendrawati, Chief Financial Officer Superbank mengatakan bahwa strategi yang matang dan pemanfaatan teknologi yang tepat penting sebagai fondasi daya saing, serta nilai-nilai seperti pembelajaran berkelanjutan, inisiatif, dan keberanian untuk menciptakan solusi nyata.
“Di Superbank , kami mendorong tim untuk terus belamra, megambil inisiatif, dan mencipatkana solusi yang nyata yang berdampak. Nilai-nilia ini jadi pondasi untuk sukses di era digital,” kata Melisa dalam keterangannya, Rabu (7/4).
Melisa merupakan salah satu contoh inspiratif yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam membangun karir. Ia telah memimpin transformasi besar dari bank lokal konvensional menjadi bank digital modern dengan pertumbuhan pesat. Per Maret 2025, Superbank telah melayani lebih dari tiga juta nasabah
Kedua, mengenali diri sendiri secara jujur. Evaluasi diri menjadi pondasi utama dalam membangun karier yang kuat dan berkelanjutan. Mengenali kelebihan dan kekurangan diri bisa dimulai dari refleksi personal atau melalui feedback dari orang-orang terdekat seperti mentor atau rekan kerja.
Baca Juga: Bunga Deposito Superbank di Januari 2025, Tertinggi ,7,50%
Untuk mereka yang sedang mencari pekerjaan, proses ini sangat berguna dalam membangun personal branding yang autentik. Sementara bagi yang sudah bekerja, evaluasi rutin membantu mendorong pertumbuhan dan keluar dari zona nyaman. Dalam dunia kerja yang terus berubah, kemampuan untuk terus mengevaluasi dan mengembangkan diri merupakan kebutuhan.
Ketiga, meningkatkan keahlian di era sekarang bukan lagi sebuah pilihan, tapi kebutuhan. Dengan maraknya platform belajar digital seperti LinkedIn Learning dan Google Skillshop, siapa pun kini bisa mengakses pelatihan profesional dari mana saja.
Keempat, memilih jalur kerja yang paling sesuai dengan ritme dan nilai hidupnya. Tapi dalam memilih pekerjaan, penting untuk memprioritaskan tempat kerja yang tidak hanya memberi ruang gerak, tapi juga mendukung pertumbuhan karier jangka panjang.
“Salah satu contohnya adalah Superbank, yang didukung oleh ekosistem kuat seperti Emtek, Grab, Singtel, dan KakaoBank. Superbank menawarkan lingkungan kerja digital yang mendorong kolaborasi, inovasi, serta fleksibilitas dalam bekerja dan belajar.” pungkas Melisa
Selanjutnya: The Fed Pertahankan Suku Bunga dalam FOMC Mei, Waspadai Risiko Inflasi & Pengangguran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News