Suguhkan potensi alam, ini peluang investasi di Banten Selatan

Kamis, 05 November 2020 | 08:00 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Suguhkan potensi alam, ini peluang investasi di Banten Selatan

ILUSTRASI. Gubernur Banten Wahidin Halim bersama Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat meninjau pembangunan Tol Serang-Panimbang


PENANAMAN MODAL - JAKARTA. Tren investasi di Provinsi Banten terus menunjukkan grafik yang positif. Realisasi investasi Banten periode Januari-September 2020 telah mencapai Rp 42,02 triliun dari 6.952 proyek dengan serapan tenaga kerja sebanyak 51.316 orang.

“Di periode triwulan III ini Banten menempati urutan ke-3 realisasi penanaman modal tertinggi secara nasional,” ujar Gubernur Banten Wahidin Halim dalam keterangannya, Rabu (4/11).

Provinsi Banten menyuguhkan peluang investasi, mulai dari sektor pertanian hingga pariwisata. Wahidin menjabarkan peluang investasi di sejumlah kabupaten di Banten.

Sebut saja Kabupaten Pandeglang dengan sumberdaya alam melimpah. Kabupaten Pandeglang memiliki berbagai jenis komoditas tanaman pertanian dan perkebunan yang cukup melimpah.

Baca Juga: Butuh modal, Bank Banten bakal gelar rights issue dengan target dana Rp 3,04 triliun

Terbaru, budidaya talas beneng saat ini menjadi peluang investasi yang menjanjikan. Apalagi talas beneng sudah disertifikasi Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai komoditas unggul Pandeglang, bahkan ditetapkan sebagai komoditas ekspor dari Kabupaten Pandeglang untuk 5 tahun ke depan. Talas (Colocasia esculenta) banyak mengandung senyawa organik, mineral, serta tingkat tinggi vitamin A , C, E, vitamin B6 , dan folat. Menurut USDA Nutrient database Nasional.

Tidak hanya itu, talas juga terdapat magnesium, zat besi, seng, fosfor, kalium, mangan, dan tembaga di dalamnya. Talas Beneng yang pertama kali dibudidayakan para petani di Kabupaten Pandeglang sejak 2008 lalu, sudah memasuki pasar ekspor ke Belanda dan Australia.

Umbi basah talas beneng memiliki potensi permintaan ekspor dari Belanda dan Korea Selatan sebanyak 385 ton per bulan. Sementara umbi keringnya diminati India dan Turki yang siap menampung 100 ton per bulannya. Sementara itu, permintaan daun kering talas beneng yang disulap menjadi tembakau juga sangat tinggi.

Permintaan pasar dari Australia, Malaysia dan New Zealand untuk ekspor daun kering talas beneng mencapai 340 ton per bulan, namun petani Pandeglang baru bisa menyediakan 18 ton per bulannya.

“Potensi pasar talas beneng yang mulai menyasar pasar ekspor ini memungkinkan bagi investor untuk membuka industri pengolahan talas beneng menjadi berbagai olahan kuliner berbahan dasar talas beneng. Kondisi alam Pandeglang yang masih memiliki lahan kosong tentu jadi keuntungan tersendiri bagi para investor untuk berinvestasi di sektor pertanian di Pandeglang,” katanya.

Selain sektor pertanian, di Kecamatan Cimanggu, Pemkab Pandeglang sudah menyiapkan lahan seluas 300 hektare dan bisa dikembangkan usaha tambak budi daya udang dan bisa menyerap ribuan tenaga kerja lokal.

Investor yang sudah berinvestasi di Pandeglang adalah PT Cahaya Teknologi Unggas. Perusahaan ini bergerak pada usaha peternakan unggas dan pertanian, karena Pandeglang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

Sektor pariwisata juga masih jadi pilihan menarik bagi investor. Disebut sebagai ‘Sunset of Java’, industri pariwisata di Pandeglang terbuka lebar. Tak hanya KEK Tanjung Lesung yang memiliki luas area 1.500 Ha, destinasi wisata lain juga tengah berkembang di Pandeglang, seperti Pantai Carita, Taman Nasional Ujung Kulon, dan wisata pulaunya. Dengan demikian, investasi sektor perhotelan termasuk jasa pariwisata (agen perjalanan) sangat terbuka lebar.

Baca Juga: Empat Provinsi Tetap Menaikkan UMP, Khusus Jakarta Hanya di Sektor Tertentu

Pemerintah Kabupaten Pandeglang juga membuka kran industri besar di lima Kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang. Kelima kecamatan itu yakni, Cibitung, Cikeusik, Pagelaran, Sukaresmi dan Bojong.

Wahidin Halim meyakini sektor pariwisata khususnya pantai di Banten mampu pulih bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Banten, terutama pasca pandemi ini.

 Sebagai daerah yang memiliki beragam jenis destinasi wisata alam, Pemerintah Provinsi Banten bersama Pemkab Lebak sangat konsen dalam membangun destinasi wisata baru, termasuk memberikan kemudahan aksesibilitas melalui pembangunan infrastruktur jalannya.

Sebut saja destinasi wisata “Negeri di Atas Awan” yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Wisata itu menjadi perhatian para wisatawan, baik wisatawan domestik dan mancanegara. Negeri Di atas Awan yang ada di Banten merupakan wilayah lintas Alam, dimana pengunjung bisa menikmati sunrise dan gumpalan awan dengan tetap berada di dalam mobil saat melintas seolah tengah berada di atas awan.

Tak hanya infrastruktur jalan, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya untuk segera membangun fasilitas umum, tempat parkir, area foto dan berbagai fasilitas pengamanan di lokasi wisata tersebut. Langkah tersebut sebagai respons atas animo masyarakat yang penasaran ingin menikmati pemandangan indah di Gunung Luhur, Desa Citorek, Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak tersebut.

Selain destinasi wisata baru Negeri Di atas Awan, dengan adanya pembangunan ruas Jalan Cipanas - Warung Banten, juga turut meningkatkan akses destinasi wisata lain di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, yaitu wisata Masyarakat Adat Citorek, Wisata Kebun Teh Cikuya, Wisata Air Terjun Ciporolak, Wisata Alam Pohon Damar di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Selanjutnya: Gubernur Banten kembali perpanjang PSBB hingga 19 November

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto
Terbaru