MANADO. Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor tepung kelapa ke 17 negara pada bulan Maret 2016. Permintaan dari negara-negara tersebut cukup tinggi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Jenny Karouw mengatakan, negara-negara tersebut adalah Rusia, Jerman, Belanda, Polandia, Selandia Baru, Korea, Slovenia.
"Selain itu Brasil, Argentina, Tiongkok, Turki, Australia, Inggris, Latvia, Italia, Taiwan dan Malaysia," kata Jenny, Senin (9/5).
Devisa dari ekspor tepung kelapa tersebut mencapai US$ 1,75 juta dengan volume sebanyak 1,11 juta ton.
Dia menjelaskan, ekspor terbesar dikirim ke Rusia yakni 208 ton dengan nilai devisa bagi negara sebesar US$ 334.589.
Kemudian, katanya, disusul oleh Jerman sebanyak 202 ton dengan nilai US$ 332.290 dan ke Belanda sebanyak 167 ton dengan nilai US$ 284.395.
"Dari sekian banyak negara tujuan ekspor tepung kelapa Sulut paling banyak memang ke negara bagian Eropa," jelasnya.
Memang juga dari Asia, Afrika dan Amerika terjadi pengiriman tepung kelapa namun tidak sebanyak dan sesering ke Eropa.
"Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh volume ekspor ini menunjukkan tren positif, karena kepercayaan terhadap kualitas tepung kelapa produksi Sulut yang semakin diakui.
Tepung kelapa Sulut makin diminati karena kualitasnya memenuhi standar dan harapan konsumen di negara tujuan tersebut.
"Proses produksi tepung kelapa di Sulut mengikuti standar internasional, karena itu permintaan dari negara lain terus meningkat," katanya.
Komoditas tepung kelapa merupakan salah satu produk turunan kelapa yang saat ini menjadi andalan Sulut untuk memperoleh devisa.
"Produk tersebut tepung ini banyak dibutuhkan sebagai bahan baku membuat roti dan makanan lainnya dan juga banyak digunakan untuk campuran dalam industri makanan kecil seperti permen atau gula-gula, kue, puding dan lain-lain," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News