Sumut kekurangan pasokan gula dan bawang merah

Kamis, 04 Mei 2017 | 08:10 WIB Sumber: Kompas.com
Sumut kekurangan pasokan gula dan bawang merah


MEDAN. Dalam Rapat koordinasi (Rakor) Identifikasi barang kebutuhan pokok menjelang puasa, Lebaran dan Idul Adha 2017/1438 Hijriah yang dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi mengatakan, stok beras Mei 2017 sebanyak 840.000 ton.

Sementara kebutuhan beras perbulannya 144.836 ton, berarti ketersediaan beras di Sumatera Utara untuk lima bulan ke depan aman, ditambah lagi masa tanam dan panen masih berlanjut.

Lebih lanjut kata Erry, produksi cabai merah sampai awal Mei 2017 sebesar 69.186 ton dengan kebutuhan per bulan 7.880 ton, kelebihan produksi 37.632 ton dipasok ke Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.

Sementara stok daging pada Mei 2017 sebanyak 18.296 ton dengan kebutuhan per bulan warga Sumut mencapai 2.045 sehingga stok daging sampai September 2017 masih terpenuhi.

Produksi telur 9.700.000 butir perhari atau setara dengan 646,67 ton. Sedangkan kebutuhan telur ayam sebesar 7.383.680 butir perhari atau setara dengan 461,48 ton.

“Kelebihan produksi telur, daging ayam dan minyak goreng Sumatera Utara dipasok ke Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat. Produksi minyak goreng Sumut 500.000 ton perbulan sementara kebutuhan di Sumut kurang lebih 285.000 ton. Kelebihannya kita distribusikan antar pulau dan ekspor," kata Erry, Selasa (2/5/2017).

Lain halnya dengan gula, lanjut dia. Saat ini Gula Kristal Rafinasi (GKR) produksi PT Medan Sugar Industry (MSI) selaku produsen gula yang mendapat izin impor RAW Sugar pada Semester I 2017 sebanyak 55.670 ton, diolah menjadi gula rafinas sebesar 53.433 ton.

PT MSI terikat kontrak dengan produsen makanan dan minuman sebesar 75.984 ton GKR, maka perusahaan ini kekurangan RAW Sugar sebesar 23.480 ton yang akan diolah menjadi GKR sebesar 22.541 ton. Gula kristal putih (GKP) stok awal April adalah 52.148,14 ton kebutuhan perbulan 27.000 ton, sampai Juni 2017 dibutuhkan 81.000 ton GKP.

"Masih butuh 28.452 ton pasokan GKP. Untuk itu pemerintah provinsi Sumut mengajukan permohonan kepada Kementrian Perdagangan pada April 2017 untuk memenuhi pasokan impor RAW Sugar yang akan diolah menjadi GKR dan GKP,” jelasnya.

Kekurangan pasokan juga terjadi pada bawang merah yang sampai dengan akhir April 2017 produksinya sebesar 3.194 ton. Kebutuhan bawang merah perbulan 3.577 ton dan kebutuhan Januari sampai April 14.309 ton.

“Sumut masih kekurangan pasokan bawang merah 11.115 ton yang selama ini dipasok dari Pulau Jawa,” ujar gubernur.

Kemudian tepung terigu, Sumut memiliki satu pabrik tepung terigu dengan produksi 1.000 ton perbulan sementara kebutuhan tepung terigu di Sumut sebesar 1.451 ton perbulan. Kekurangannya dipasok PT Boga Sari.

Untuk stok jagung sampai Mei 2017 adalah 760.396 ton, kebutuhan pakan ternak, benih, konsumsi rumah tangga sebesar 234.185 ton perbulan sehingga stok jagung saat ini 525.210 ton.

"Langkah-langkah yang diambil Pemprov Sumut dalam menghadapi hari besar keagamaan (HKBN) 2017 dalam jangka pendek diantaranya melakukan pemantauan harga dan operasi pasar murah di kabupaten dan kota, lalu memperbaiki infrastruktur jalan dan jembatan guna kelancaran arus distribusi pasokan bahan pokok, serta melakukan tindakan cepat pengamatan dan penanggulangan daerah longsor," pungkas Erry.

Terkait keluhan buruknya infrastruktur yang menghambat penditribusian kebutuhan pokok di Kabupaten Dairi, Menteri Perdagangan (Mendag)Enggartiasto Lukita mengatakan akan menyampaikannya ke Menteri PUPR. Selain itu, secara nasional pihaknya telah menugaskan Bulog dengan men-stanby-kan 15.000 ton bawang yang siap didistribusikan termasuk ke Sumut.

Mendag menekankan perlunya kehadiran pemerintah di tengah-tengah masyarakat, seperti halnya persoalan petani bawang merah di Kabupaten Karo yang terjebak ulah tengkulak.

“Persolan tengkulak jadi di hampir seluruh Indonesia. Petani berhutang bibit, berhutang pupuk dan terpaksa harus menjual kepada mereka. Makanya perlu hadirnya pemerintah untuk memangkasnya,” kata Mendag. (Mei Leandha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru