Sutet PLN Jateng akan melintasi 14 kabupaten/kota

Senin, 13 Juni 2016 | 19:27 WIB Sumber: Antara
Sutet PLN Jateng akan melintasi 14 kabupaten/kota


SEMARANG. Perusahaan Listrik Negara berencana membangun saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kilovolt sebanyak 1.055 menara yang melintasi 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tujuannya, pendistribusian energi agar bisa memenuhi kebutuhan listrik di masyarakat.

"Ke-14 kabupaten/kota itu terbagi dalam jalur transmisi Ungaran-Mandirancang yang melintasi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Tegal serta jalur transmisi Tanjungjati-Pedan yang melintasi Kabupaten Brebes, Jepara, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, dan Semarang," kata General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan XVI Amihwanuddin di Semarang, Senin (13/6).

Hal tersebut disampaikan Amihwanuddin saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerja gubernur.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan SUTET dari Tanjung Jati (Ungaran) menuju Cibatu (Indramayu, Jawa Barat) sepanjang 660 kilometer mendesak untuk dibangun guna pendistribusian daya listrik interkoneksi Jawa-Bali bagian tengah.

"Melalui sutet ini nantinya seluruh pembangkit listrik berdaya ribuan mega watt yang dihasilkan dari PLTU Batang (sedang dalam tahap pembangunan) dan PLTU Adipala Cilacap akan disalurkan ke masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, saat ini rencana pembangunan Sutet dengan anggaran Rp 10 triliun masih memasuki tahap penentuan lokasi.

"Kalau proyek ini tidak selesai, maka bisa dipastikan beberapa tahun mendatang di Jawa tidak akan berkembang distribusinya, apalagi, dari target (produksi daya listrik) 35.000 mega watt, ada 7.200 MW yang akan diselesaikan pada 2019," katanya.

Untuk pembangunan satu tower, kata dia, dibutuhkan lahan berukuran 40 meter x 40 meter dan sekarang sedang dilakukan identifikasi pemilik lahan.

"Selain pembebasan lahan untuk pembangunan tower sutet, kami juga akan memberikan kompensasi terhadap lahan dan ganti untung tanaman yang dilalui sutet," ujarnya.

Ia berharap, proses pembebasan selesai pada Desember 2016, sehingga pekerjaan konstruksi dapat dimulai pada Januari 2017 dan ditargetkan selesai pada Desember 2019

Ia mengakui pembebasan lahan yang penetapan lokasi masih dalam proses di Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini tidak mudah. Ketika izin sudah keluar, maka akan segera dilakukan sosialisasi secara besar-besaran dengan melibatkan semua pihak.

"Masalah kebutuhan listrik, butuh tidak butuh harus disiapkan, supaya negaranjmaju. Indonesia masih jauh tertinggal untuk ketersediaan listrik. Sekarang investor mulai masuk dan sebelum investor masuk, kami harus jalan dulu karena jika PLTU Batang sudah selesai dibangun tapi sutet ini tidak, ya tidak ada gunanya, mau disalurkan ke mana listriknya?" katanya.

Menanggapi rencana tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik rencana pembangunan SUTET dan mendukung pemenuhan energi listrik bagi masyarakat.

"Saya minta proses pembebasan lahan benar-benar disiapkan, identifikasi mana yang termasuk lahan warga, mana lahan Perhutani, maupun mana lahan kas desa, harus jelas benar sehingga nantinya tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari," ujarnya.

Identifikasi, kata Ganjar, sangat penting karena kalau sudah ada datanya, bisa dicicil, kerja sama dengan BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan sampaikan kepada masyarakat jika proyek ini penting," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru