Biak. Bisnis perhotelan di Biak Numfor, Papua masih lesu. Okupansi hunian tamu berbagai hotel di Kabupaten Biak Numfor, Papua hingga pertengahan Mei 2016 hanya terisi 30%-40% dari kapasitas seratusan kamar hotel.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haris Loji, mengakui, hunian kamar hotel terisi sangat minim sehingga mempengaruhi omset penerimaan manajemen hotel di Biak dan sekitarnya. Penurunan ini karena tidak ada acara rapat instansi pemerintah maupun kegiatan organisasi kemasyarakatan tertentu.
"Tingkat hunian akan meningkat jika Biak jadi tuan rumah penyelenggara kegiatan pemerintahan dan rapat kerja (raker) organisasi tertentu," kata Haris, Jumat (13/5).
Haris mengatakan, kapasitas jumlah kamar dimiliki hotel di Kabupaten Biak Numfor mencapai seratusan kamar sehingga sangat menunjang penyiapan akomodasi penginapan bagi setiap tamu. Jika jumlah tamu hotel meningkat maka dampaknya akan berpengaruh juga dengan peningkatan penerimaan pajak daerah.
Menyinggung konsolidasi kepengurusan PHRI Biak, menurut Haris, hingga saat ini sedang berlangsung untuk meningkatkan kinerja anggota dalam menunjang program kepariwisataan daerah Biak. "PHRI akan mendata kepemilikan panti pijat dan cafe untuk dilibatkan dalam wadah organsiasi profesi dalam membantu pemkab meningkatkan kunjungan wisatawan ke Biak," harap Ketua PHRI Haris Loji.
Berdasarkan data hotel di Biak yang rutin menyediakan seratusan kamar diantaranya Hotel Asana In, Nirmala Beach Hotel, Arumbai Hotel, Manna Hotel, Basana Inn Hotel, Nirmala, Instia Hotel, Agung Hotel serta Hotel Solo, Srafa Inn dan Sinar Kayu Hotel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News