JAKARTA. Penetapan tarif ongkos moda transportasi mass rapid transit (MRT) Jakarta masih menunggu kajian. Ditargetkan, tahun depan perhitungan tarif sudah dapat ditentukan.
Presiden Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, dalam menetapkan tarif keekonomian tersebut, saat ini tengah dilakukan survei jumlah penumpang yang berpotensi menggunakan MRT pada tahun 2019.
"Survei dilakukan untuk memperkirakan jumlah penumpang, sehingga dapat ditentukan tarif keekonomian dan besaran subsidi yang akan diberikan," kata William, Rabu (8/3).
Dalam penetapan tarif itu, kemampuan pemerintah memberikan subsidi juga menjadi perhitungan. Subsidi dibutuhkan supaya mayarakat pengguna moda transportasi ini tidak terbebani.
Menurut William, setidaknya ada dua payung aturan lagi yang segera dibuat sebelum operasional MRT ini. Salah satunya adalah terkait dengan perjanjian tentang besaran tarif antara PT MRT dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Proses pengerjaan proyek MRT ini tergolong masih sesuai dengan target. Terowongan bawah tanah proyek MRT Jakarta Fase I telah tersambung. Dengan terselesaikannya proses pengeboran ini, pemerintah optimis pada kuartal I tahun 2019 moda transportasi ini sudah dapat dioperasikan.
Dalam membangun proyek MRT ini, setidaknya dioperasikan empat mesin bor yang digunakan untuk menembus tanah. Bor Antareja I dan II bekerja sejak September 2015 dari Patung Pemuda hingga Setiabudi. Sedangkan bor Mustikkabumi I dan II beroperasi pada awal Maret 2016 menembus arah Bundaran HI ke Setiabuidi.
Pada fase pertama, panjang jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI adalah 16 kilometer (km) dan akan melayani 173.400 penumpang setiap harinya melalui 16 set kereta (14 set kereta operasi dan dua set kereta cadangan). Jarak tempuhnya mencapai 30 menit, dengan jarak antar kereta lima menit sekali.
Fase kedua MRT yang menghubungkan Bundaran HI-Ancol Timur sepanjang 13,5 km rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2019 dan dapat dioperasikan tahun 2021. Fase ketiga yang menghubungkan Cikarang-Balaraja sepanjang 87 km akan dimulai dibangun pada tahun 2020. Diharapkan pembangunan fase ini akan selesai pada tahun 2024-2027.
MRT Jakarta merupakan terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan seperti perbaikan kualitas udara dan solusi kemacetan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakinkan,pada saat perhelatan Asean Games pada tahun 2018 mendatang, pemerintah menjanjikan seluruh pengerjaan konstruksi di atas tanah sudah bersih. Sehingga tidak akan mengganggu arus lalu lintas. "Saat Asian Games 2018 di atas sudah semuanya sudah jadi, sudah bersih," kata Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News