Peristiwa

Tekan Penumpukan, Kota Padang Mendorong Masyarakat Memilah Sampah Dari Rumah

Rabu, 17 September 2025 | 21:49 WIB
Tekan Penumpukan, Kota Padang Mendorong Masyarakat Memilah Sampah Dari Rumah

ILUSTRASI. Kota Padang setiap hari menghasilkan lebih dari 640 ton sampah. Sebagian besar masih dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, sebagian kecil didaur ulang, dan sisanya bahkan berakhir di sungai, drainase, atau pantai. Seiring pertumbuhan penduduk yang kini mencapai lebih dari 900 ribu jiwa, tantangan pengelolaan sampah pun semakin kompleks. Sumber : Pemkot Padang


Reporter: Ahmad Febrian  | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kota Padang menghasilkan lebih dari 640 ton sampah setiap hari. Sebagian besar masih dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah, sebagian kecil didaur ulang, dan sisanya bahkan berakhir di sungai, drainase, atau pantai.

Seiring pertumbuhan penduduk yang kini mencapai lebih dari 900.000 jiwa, tantangan pengelolaan sampah di ibu kota Sumatera Barat itu semakin kompleks.

Selama ini, pola yang dominan adalah kumpul-angkut-buang. Sampah bercampur tanpa pemilahan, lalu dikirim ke TPA sampah. Tak heran, Kota Padang menjadi salah satu titik krusial dalam upaya nasional menuju target 100% pengelolaan sampah perkotaan sesuai RPJMN 2020–2024 dan Perpres No. 97 Tahun 2017.

 

Nah, program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) hadir di Kota Padang,. Tdak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membenahi sistem layanan dari hulu hingga hilir. Implementasi ISWMP fokus pada lima pilar utama:

 

Kelima pilar ini dirancang satu kesatuan yang saling melengkapi demi mewujudkan tata kelola persampahan yang modern dan berkelanjutan. Misalnya pembuatan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS), berfungsi sebagai peta jalan strategis yang menetapkan arah pembangunan infrastruktur persampahan, kerangka kebijakan, dan proyeksi pembiayaan jangka panjang.

 

Regulasi daerah yang kuat menjadi landasan hukum pelaksanaan sistem ini. Peningkatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan sumber daya manusia (SDM) dan pendampingan teknis juga menjadi kunci keberhasilan.

 

"Ke depan, masyarakat harus terus memilah sampah dari rumah. Kota ini tidak akan pernah bersih kalau masyarakat tidak terlibat langsung," tegas Wali Kota Padang, Fadly Amran, dalam rilis ke Kontan.co.id, Rabu (17/9). 

Baca Juga: Pemprov Jakarta dan Kementerian PU Jalin Kerjasama Pengelolaan Sampah

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha menjadi kunci dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang bukan hanya efektif, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.

 

Mewujudkan Padang sebagai kota nol sampah bukan hanya lahir dari inisiatif warga, juga mendapat dorongan kuat dari pemerintah. Salah satunya Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Barat .

 

Kepala BPBPK Sumbar, Maria Doeni Isa mengingatkan betapa seriusnya persoalan sampah di ibu kota provinsi ini. Menurut data, setiap harin Padang menghasilkan rata-rata 643 ton sampah. Sekitar 467 ton masuk ke TPA, sementara 40 ton lain bahkan tidak terkelola sama sekali dan menumpuk di lingkungan sekitar, hanyut ke sungai, atau berakhir di laut.

 

“Kondisi ini harus menjadi perhatian bersama. Jika tidak ditangani, akan berdampak pada kesehatan masyarakat dan memperbesar risiko bencana banjir,” jelas Maria.

 

Agar tercipta sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di Kota Padang, belum lama ini  digelar Mamilah Fest 2025. Festival bertema “Padang Goes to Zero Waste.

 

Maria menekankan bahwa pola lama kumpul–angkut–buang tidak lagi relevan. Sistem konvensional itu tidak hanya membebani TPA, tetapi juga gagal menekan pencemaran lingkungan. “Harus ada inovasi dan partisipasi masyarakat. Tanggung jawab lingkungan ini kita pikul bersama,” tegasnya.

 

 

Selanjutnya: Prabowo Resmi Naikkan Gaji Pejabat, ASN Guru dan TNI/Polri di 2025

Menarik Dibaca: PSG vs Atalanta (18/9): Prediksi, Line-up, dan Ujian Juara Bertahan Liga Champions

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru