JAKARTA. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninjau pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.
Tiba di Pulau D, Rizal mengungkapkan perlunya kajian terhadap risiko pelaksanaan reklamasi di Teluk Jakarta.
"Reklamasi di seluruh dunia itu hal yang biasa. Tapi memang ada risikonya. Risiko terhadap lingkungan hidup, kemungkinan banjir, risiko terhadap jalur lalu lintas laut, dan sebagainya," kata Rizal, di Pulau D, Rabu (4/5).
Sehingga, kata dia, perlu perencanaan tata ruang yang benar untuk segera dipenuhi. Di dalam melaksanakan reklamasi Teluk Jakarta, ada tiga kepentingan yang harus diperhatikan. Yakni kepentingan negara, rakyat termasuk nelayan, dan investor.
"Seperti dikatakan Presiden, tidak bagus reklamasi di-drive atau dikendalikan oleh swasta, swasta membuat aturan sendiri di luar rancangan. Tugas kami adalah mengoptimalkan ketiga kepentingan ini," kata Rizal.
Seusai memberikan pernyataannya, Rizal beserta tiga pejabat lainnya mengarah ke tengah pulau. Pulau itu nantinya harus dibangun kanal untuk memisahkan Pulau C dan Pulau D yang saat ini masih menyambung. Di akhir tinjauannya, Rizal mengeluarkan jurus kepret andalannya.
"Ada yang tidak sepakat? Tangan saya gatel nih pengen ngepret," kata Rizal yang mengundang gelak tawa para tamu undangan.
Adapun pengembang yang mengerjakan Pulau C dan D adalah PT Kapuk Naga Indah (KNI). Saat ini, bangunan di pulau tersebut telah disegel Pemprov DKI Jakarta.
Penyegelan dilakukan hingga pengelola mendapatkan izin mendirikan bangunan. Saat ini, pembangunan di Pulau C dan D dihentikan total. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News