Tiga negara investasi 156 proyek di Kalbar

Kamis, 03 Desember 2015 | 13:58 WIB Sumber: Antara

JAKARTA. Sebanyak tiga negara yakni Malaysia, RRC dan Singapura menginvestasikan 156 proyek dengan nilai US$ 5,5 miliar di Kalimantan Barat (Kalbar).

"Ada tiga negara yang telah menginvestasikan beberapa proyek pembangunan yakni, Malaysia, RRC dan Singapura, dimana hingga 30 September 2015 ini mencapai 156 proyek dengan nilai investasi US$ 5,5 miliar," kata Kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalbar, Sri Jumiadatin di Pontianak, Rabu (2/12).

Menurutnya, rencana investasi dari Singapura yang terbanyak yakni mencapai 69 proyek dengan nilai US$ 2,4 miliar. Dari jumlah tersebut, realisasinya hingga September 2015 sebanyak 45 proyek dengan nilai US$ 1,3 milair.

Setelah Singapura, rencana investasi asing terbanyak adalah Malaysia dengan nilai US$ 1,65 milair dari 64 proyek. Dari rencana tersebut realisasinya sebanyak 28 proyek dengan nilai US$ 1,2 milair.

Kemudian, untuk RRC dengan rencana investasi sebanyak 23 proyek yang nilainya mencapai US$ 1,3 milair.

"Realisasinya hingga 20 September tahun ini sebanyak dua proyek dengan nilai US$ 87 juta. Investasi asing lainnya dari Korea, Hongkong, Jepang, Taiwan, dan lain-lain. Total rencana penanaman modal asing di Kalbar sebanyak 255 proyek dengan nilai US$ 7,4 milair. Hingga September lalu realisasinya mencapai 110 proyek dengan nilai US$ 4,3 miliar,"tuturnya.

Ia menjelaskan, investor asing yang masuk kategori lain-lain tersebut merupakan penggabungan kepemilikan saham dan saham tersebut atas nama perusahaan. Penggabungan saham itu diantaranya dari Brunei Darussalam, Inggris, Thailand, Uni Emirat, Belanda, Kanada, Australia, Mauritius, dan Perancis.

Khusus Brunei Darussalam, lanjut Sri, investasinya di Kalbar tak banyak tampak. Investor negara tersebut lebih memilih menitipkan modal di perusahaan asing.

"Sehingga yang muncul dan tercatat di instansi kami adalah pemilik saham yang dominan. Misalnya investasi asing Singapura, padahal di dalamnya juga ada saham dari pengusaha Brunei Darussalam," tuturnya.

Dia menambahkan, Brunei Darussalam adalah negara kaya. Diharapkan pengusaha dari negara itu bisa berinvestasi dalam jumlah besar di Kalbar.

"Kami juga berunding dengan Kadin, bagaimana caranya agar dana besar dari pengusaha Brunei Darussalam bisa masuk melalui investasi yang formal ke Kalbar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri

Terbaru