JAKARTA. Dampak negatif kabut asap akibat pembakaran hutan dirasakan berbagai sektor usaha. Tak terkecuali sektor perhotelan.
Di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah tingkat hunian kamar hotel di daerah itu menurun akibat pengaruh dampak kabut asap yang hingga kini masih terjadi.
"Gerbang pintu masuk utama bagi pendatang dari luar provinsi maupun daerah itu kan berada di Bandara Tjilik Riwut, apabila penerbangan banyak yang dibatalkan, maka akan berpengaruh pada tingkat hunian hotel yang ada di Palangka Raya," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah H Afendie, Kamis (1/10).
Ia menambahkan, akibat kabut asap yang hingga kini masih menyelimuti "Kota Cantik" Palangka Raya, membuat beberapa orang berpikir untuk mengunjungi ibu kota Provinsi Kalteng itu. Sementara tamu hotel di Palangka Raya umumnya dari luar Provinsi Kalteng.
"Tamu-tamu hotel di Kota Palangka Raya umumnya dari luar provinsi Kalteng, apalagi ditambah penerbangan yang lumpuh tentunya mereka berfikir dua kali untuk ke Kota Palangka Raya," tandasnya.
Dengan menurunnya tingkat hunian kamar hotel membuat pendapatan hotel juga mengalami penurunan "Karena omzet itu dihitung dari tingkat huniannya, kalau tingkat huniannya menurun ya pendapatannya juga menurun," katanya.
Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah untuk lebih tegas menyikapi masalah kabut asap tersebut agar tidak terulang kembali.
"Kabut asap ini sudah menjadi bencana rutin setiap tahun, ini ke depan harus ada upaya konkret supaya tidak terjadi lagi kabut asap yang merugikan banyak masyarakat," katanya menambahkan.
Pihaknya berdoa, agar bencana kabut asap ini bisa segera berakhir, sebab akibat kabut asap yang hingga kini masih terjadi sangat berpengaruh pada roda perekonomian, pendidikan, kesehatan dan sebagainya yang ada di daerah itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News