Tingkat inflasi DKI Jakarta 0,28% pada Oktober

Kamis, 01 November 2018 | 23:14 WIB   Reporter: Grace Olivia
Tingkat inflasi DKI Jakarta 0,28% pada Oktober

ILUSTRASI. Proyeksi inflasi Oktober 2018


DKI JAKARTA - JAKARTA. Sejalan dengan realisasi nasional, tingkat inflasi DKI Jakarta sepanjang Oktober 2018 mencapai 0,28% month-on-month (mom). Kenaikan inflasi tersebut terjadi akibat kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran seperti perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.

Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (1/11) mencatat, inflasi DKI Jakarta bulan ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya yaitu 0,09% mom. Adapun, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 2,35% atau 3,10% secara tahunan (yoy).

"Di tengah stabilnya biaya tarif listrik dan bahan bakar rumah tangga, kenaikan harga sewa rumah serta kontrak rumah menyebabkan biaya tempat tinggal di Jakarta meningkat secara umum," terang Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Trisno Nugroho.

Biaya tempat tinggal yang tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,62% (mtm), menyumbang 0,18% dari seluruh kenaikan indeks harga konsumen (IHK) DKI Jakarta Oktober 2018. Lantas, indeks harga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,81% mom.

Harga bensin nonsubsidi juga turut menyumbang inflasi DKI Jakarta. Meski tarif angkutan udara masih turun dibandingkan bulan sebelumnya, kenaikan harga bensin non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamina Dex pada 10 Oktober 2018 menyebabkan sub-kelompok transpor mengalami inflasi sebesar 0,11% mom.

Kenaikan tarif toll JORR sejak 29 September 2018 pun turut mendorong subkelompok sarana dan penunjang transpor naik sebesar 0,31% mom.

Namun, deflasi pada kelompok bahan makanan menahan laju inflasi Ibukota. Kelompok bahan makanan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,14% mom seiring dengan turunnya harga bahan pangan seperti beras, telur ayam ras, bawang merah dan melon karena pasokan yang melimpah.

Bank DKI Jakarta memproyeksi, tekanan inflasi pada November 2018 akan mereda. Hal ini lantaran di tengah risiko kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi akibat harga minyak internasional yang meningkat, harga bahan makanan diperkirakan tetap terjaga.

"Tidak ada momen khusus yang dapat mempengaruhi permintaan masyarakat secara signifikan di bulan November, sehingga permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa secara umum relatif terjaga," terang Trisno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru