PERTANIAN - SUMBA TENGAH. Kementerian Pertanian menandatangani Nota Kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tujuannya, meningkatkan SDM pertanian Sumba Tengah menjadi profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausahawan milenial.
Nota Kesepakatan diteken oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dan Bupati Paulus SK Limu di Waibakul, ibukota Sumba Tengah pada Jumat (27/5).
"Kami sepakat untuk meningkatkan kualitas SDM melalui penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian. Tak hanya itu, akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi pertanian, dukungan sarana dan prasarana dalam rangka pengembangan SDM pertanian sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri," kata Dedi Nursyamsi dalam keterangannya, Sabtu (28/5).
Baca Juga: Kementan Dorong Petani Milenial Atasi Hama Belalang dengan Cara Ini
Kabadan mengajak seluruh insan pertanian di Sumba Tengah untuk memanfaatkan potensi alam yang dilimpahkan oleh Tuhan.
Dedi Nursyamsi menambahkan, Kementan menetapkan Sumba Tengah sebagai kawasan food estate, yang merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam satu kawasan.
Food Estate
Luas kawasan Food Estate Sumba Tengah, sekitar 11.000 hektar, terdiri atas lahan yang telah ditanami padi seluas 5.400 hektar sementara 5.600 hektar ditanami jagung dan palawija. Sesuai tipikal lahan untuk persawahan dan sebagian lahan kering, dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman jagung dan peternakan.
"Hasil yang diperoleh sangat luar biasa. Program Food Estate di Sumba Tengah sangat berhasil. Keberhasilannya akan mengurangi jumlah warga miskin di salah satu kabupaten di Pulau Sumba, sehingga warga miskin menjadi berkurang," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Keberhasilan tersebut pun dibeberkan oleh Bupati Paulus SK Limu. Di tahun pertama, produktivitas mencapai 5,4 ton, tahun kedua yakni 2021 mencapai enam ton. "Capaian luar biasa, mengingat hampir seluruh petani di Sumba Tengah tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Rata-rata mereka tidak lulus SD," katanya.
Baca Juga: Maksimalkan Potensi Wisata, Artotel Group Ekspansi ke Sumba Timur
Paulus tiada henti mengucap syukur pada Tuhan YME dan mengapresiasi pemerintah pusat yang turun langsung ke lokasi Food Estate Sumba Tengah.
"Bantuan 300 Alsintan, benih dan sarana prasarana lainnya tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh SDM pertanian yang mumpuni. Hadirnya BPPSDMP Kementan melalui pendampingan penyuluh, mahasiswa Polbangtan dan kegiatan pelatihan mampu mengubah pola pikir dan kebiasaan petani. Tak dapat dipungkiri, hal itu menjadi pendongkrak peningkatan produktivitas di Sumba khususnya Sumba Tengah," tambah Paulus.
Menanggapi hal ini, Dedi Nursyamsi mengakui bahwa Food Estate Sumba Tengah tidak akan berhasil tanpa dukungan pemerintah daerah.
"Sinergi tak akan berhasil bila tidak didukung pemimpin daerah, yang mencintai sektor pertanian, berarti mencintai rakyatnya. Kenapa? Sektor pertanian berkaitan dengan pangan, dengan hajat hidup dan keberlangsungan hidup rakyat. Mencintai pertanian berarti mencintai rakyatnya, dapat dipastikan pemimpin daerah seperti ini sangat dicintai oleh rakyatnya," ucap Dedi Nursyamsi.
Dia berharap kabupaten-kabupaten yang memiliki warga miskin terbanyak di NTT untuk dapat mengaplikasikan program Food Estate Sumba Tengah dalam upaya mengatasi kemiskinan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News