Tingkatkan Nilai Tambah, Pemerintah Dukung Korporatisasi Petani dengan Pola Kemitraan

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 18:26 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Tingkatkan Nilai Tambah, Pemerintah Dukung Korporatisasi Petani dengan Pola Kemitraan

7th Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum bertema ?Korporatisasi untuk Kemandirian Petani melalui Kemitraan yang Sehat?, yang sekaligus membuka Pekan Riset Sawit Nasional 2022, diselenggarakan di Medan, Sumatra Utara, Kamis (20/10).


KELAPA SAWIT - MEDAN. Pemerintah mendukung korporatisasi petani kelapa sawit melalui pola kemitraan. Korporatisasi petani dinilai sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan industri sawit Indonesia berperan penting untuk perekonomian Indonesia. Apalagi saat ini perdagangan kelapa sawit terus meningkat dan industri kelapa sawit juga melibatkan banyak pelaku usaha dari berbagai kelompok ekonomi.

Untuk itu, Airlangga bilang, pemerintah mendorong pengembangan industri hilir sebagai upaya strategis dalam meningkatkan nilai tambah kelapa sawit. 

Dengan demikian, industri sawit tidak lagi hanya terkonsentrasi pada perdagangan bahan baku, tetapi terus didorong pada pengembangan industri hilir bahkan sampai ke produk akhir.

Baca Juga: Kinerja London Sumatra (LSIP) Diramal Lebih Baik Sepanjang Semester Kedua

"Dengan upaya ini, nilai tambah tentunya akan berada di dalam negeri,”  ujar Airlangga secara daring seperti dikutip dari siaran pers Gapki, Sabtu (22/10).

Airlangga menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya secara virtual pada acara 7th Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum bertema “Korporatisasi untuk Kemandirian Petani melalui Kemitraan yang Sehat”, yang sekaligus membuka Pekan Riset Sawit Nasional 2022, Kamis (20/10).

Airlangga menambahkan bahwa pola kemitraan di industri sawit akan menarik sektor investasi lainnya seperti industri dan konsumsi. Melalui pembahasan skema kemitraan di dalam IPOS Forum tahun ini diharapkan dapat menjadi momentum perbaikan ekonomi nasional.

Asisten Deputi Pengembangan dan Pembaruan Perkoperasian, Kementerian Koperasi & UKM Bagus Rachman mengatakan sesuai instruksi Presiden Jokowi mewujudkan pengembangan minyak makan merah yang dijalankan 3 koperasi sebagai Pilot Project. Tema IPOS Forum ke-7 sejalan dengan inisiasi MenkopUKM, Teten Masduki, untuk mewujudkan berdirinya koperasi.

Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) Optimistis Produksi Dapat Tumbuh 5% pada 2022

"Karena dengan koperasi, petani lebih mudah bermitra dengan pihak lain, dapat mempermudah akses pembiayaan, dan pelaksanaan inti-plasma," ujar Bagus.

Dalam kesempatan ini, Direktur utama BPDP-KS Eddy Abdurrachman mengatakan Kemitraan petani-perusahaan menjadi kebutuhan untuk kepentingan yang lebih luas dalam rangka membangun usaha perkelapa sawitan secara nasional yang efisien dan efektif sehingga kompetitif di pasar global. 

"Dan tentunya jika bisa kita hubungkan bagaimana hasil riset dari sawit dapat link and match dengan kebutuhan industri dengan dukungan perusahaan,"ucapnya.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatra Utara Alexander Maha mengapresiasi dukungan semua pihak atas ander Maha, Ketua GAPKI Sumut, mengapresiasi dukungan semua pihak atas terselenggaranya IPOS Forum ke-7 ini. 

Baca Juga: Di Pertemuan Parlemen Internasional, Anggota DPR Berbicara Isu Perubahan Iklim

Tema IPOS Forum yang mengulas kemitraan dan korporatisasi petani merupakan bagian dari tanggung jawab Gapki atas terciptanya kondisi industri sawit yang sehat dan kondusif. 

"Peranan Sawit sebagai komoditas penting dan strategis perlu dipertahankan. Selama ini, kelapa sawit merupakan komoditas yang sanggup bertahan dalam kondisi apapun. Kemudian juga menyejahterakan rakyat dan menunjang perekonomian nasional," ujar Alex Maha.

IPOS Forum 2022 dihadiri 1.000 peserta yang terbagi dalam enam sesi diskusi sepanjang dua hari penyelenggaraanya itu Korporatisasi Petani, Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sebagai Pelaksanaan Korporatisasi Petani, Model Bisnis Korporatisasi Petani, Tata Ruang, Pembatas atau Pendorong Pembangunan, Menelisik Acuan Model Perhitungan Harga Buah, dan Hilirisasi Pengusahaan Korporasi Petani Sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli

Terbaru