JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, jalan tol Solo-Ngawi yang merupakan bagian dari tol Trans Jawa telah dapat dilalui kendaraan pada Lebaran tahun 2017.
"Untuk keperluan mudik Lebaran tahun 2017, minimal jalur tol Solo-Ngawi bisa fungsional. Artinya fungsional adalah belum operasi penuh tapi sudah bisa dilalui," ujar Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan proyek jalan tol Ngawi-Kertosono di Desa Klitik, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Senin (20/2).
Pihaknya yakin, dengan difungsionalkannya jalur tersebut, akan dapat mengurangi kemacetan di Kota Solo, jalur Ngawi, dan bahkan hingga ke Madiun nanti seiring diselesaikannya tol tersebut di ruas Ngawi-Kertosono.
Sementara, sesuai data Kementerian PUPR, tol Solo-Ngawi memiliki total panjang 90,25 kilometer. Pembangunan jalan tol tersebut menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pemerintah memberikan dukungan konstruksi untuk meningkatkan tingkat kelayakan finansial ruas tol tersebut melalui pembangunan konstruksi Solo (Kartosuro)-Karanganyar sepanjang 20,9 kilometer dan sisanya sepanjang 69,35 kilometer dilaksanakan oleh PT Solo Ngawi Jaya (PT SNJ).
Untuk porsi pemerintah berdasarkan data per 9 Desember 2016, konstruksinya sudah mencapai 90,02 % dan pembebasan lahannya 98,98 %.
Sisanya yang dikerjakan oleh PT SNJ terdiri dari dua paket, yaitu paket 1 ruas Karanganyar-Mantingan sepanjang 35,15 kilometer, konstruksinya telah mencapai 65,95 % dengan status pembebasan lahan 91,40 %.
Sedangkan paket 2 ruas Mantingan-Ngawi sepanjang 34,2 kilometer konstruksinya, telah mencapai 39,17 % dengan status pembebasan lahan 91,70 %.
"Kami targetkan operasi penuh Oktober 2017, namun kami targetkan di bulan Juni seluruh konstruksi bisa selesai sehingga pada saat lebaran 2017 sudah bisa dimanfaatkan terbatas dari Karanganyar ke Ngawi tanpa membayar," ungkap Direktur Utama PT SNJ David Wijayatno.
Selain meninjau pembangunan proyek jalan tol Ngawi-Kertosono, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga mengunjungi Benteng Pendem Ngawi di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.
Hal itu menyusul rencana pembangunan objek wisata sejarah tersebut oleh Pemkab Ngawi bekerja sama dengan TNI AD yang membutuhkan dana hingga Rp300 miliar. Biaya pemugaran tersebut selain dari APBD setempat juga berasal dari Pemerintah Provinsi dan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News