Walubi Meminta Rencana Kenaikan Tarif Naik Stupa Candi Borobudur Ditinjau Ulang

Senin, 06 Juni 2022 | 17:34 WIB Sumber: Kompas.com
Walubi Meminta Rencana Kenaikan Tarif Naik Stupa Candi Borobudur Ditinjau Ulang

ILUSTRASI. Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) membuka terpaulin penutup stupa candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.


CANDI BOROBUDUR - JAKARTA. Koordinator Publikasi Dewan Pimpinan Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Rusli Tan, meminta pemerintah meninjau kembali rencana untuk menetapkan tarif sebesar Rp 750.000 bagi wisatawan dalam negeri untuk naik ke kawasan stupa Candi Borobudur. 

Menurut Rusli, jika rencana itu tetap dilanjutkan maka akan sangat berdampak kepada masyarakat sekitar yang menggantungkan pemasukan dari kegiatan pariwisata di Candi Borobudur. 

"Jadi berikanlah kesempatan kepada masyarakat berwisata," kata Rusli saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/6/2022). 

Rusli yang juga merupakan Ketua Umum Lembaga Keagamaan Buddha Indonesia (LKBI) mengatakan, Candi Borobudur dibangun sebagai tempat ibadah. Namun, lanjut dia, umat Buddha di Indonesia bisa memahami di samping nilai religi, terdapat potensi ekonomi sektor pariwisata dari Candi Borobudur yang turut menopang perkembangan dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. 

Baca Juga: Selain Borobudur, Ini Daftar Warisan Budaya Dunia di Indonesia yang Diakui UNESCO

Menurut Rusli, jika pemerintah tetap ingin menaikkan tarif untuk naik ke stupa Candi Borobudur hingga Rp 750.000 bagi turis lokal, dan 100 Dollar Amerika Serikat bagi wisatawan mancanegara, maka akan berimbas kepada para penduduk sekitar. Mulai dari penduduk yang menyewakan jasa transportasi, penjual minuman dan makanan, penjual cinderamata, sampai penyewaan penginapan. 

"UMKM yang di sekitar candi yang menjual baju Rp 50.000 rasanya akan kecewa kalau dipaksakan yang datang itu adalah masyarakat yang berpenghasilan besar. Marilah kita bersama-sama meyakinkan pemerintah," ujar Rusli. "Kita semua harusnya sayang sama Candi Borobudur, sayang sama leluhur yang sudah membangun demikian indah," ucap Rusli. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, rencana menaikkan tarif untuk turis lokasi buat naik ke stupa Candi Borobudur belum diputuskan. Sebab, hal itu bakal dibahas oleh Presiden Joko Widodo pada pekan depan. 

“Saya mendengar banyak sekali masukan masyarakat hari ini terkait dengan wacana kenaikan tarif untuk turis lokal. Karena itu nanti saya akan minta pihak-pihak terkait untuk segera mengkaji lagi supaya tarif itu bisa diturunkan," jelas Luhut dalam keterangan tertulisnya, sebagaimana dilansir pada Senin (6/6/2022). 

"Rencana tarif tersebut belum final. Akan dibahas dan diputuskan Presiden minggu depan," lanjutnya. 

Luhut memastikan rencana kenaikan tarif untuk turis asing menjadi 100 Dollar AS tidak akan berubah. Begitu pula tarif untuk pelajar tetap sesuai rencana yang sebelumnya disampaikan, yakni Rp 5.000. Sementara untuk sekedar masuk ke kawasan Candi, tarifnya juga tetap di angka Rp 50.000 seperti saat ini. 

Luhut juga mengatakan berdasarkan masukan yang diterima, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menyediakan tarif khusus bagi warga Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Nantinya semua calon turis yang ingin mengunjungi Candi Borobudur diwajibkan untuk melakukan reservasi secara daring (online). Hal ini dilakukan untuk mengatur aliran pengunjung. 

Warga lokal pun juga akan diajak untuk lebih berkontribusi. Semua turis nantinya harus menggunakan pemandu wisata dari warga lokal sekitar kawasan Candi Borobudur. Selain itu, turis diwajibkan untuk menggunakan sandal khusus “upanat” supaya tidak merusak tangga dan struktur bangunan yang ada di candi. Sandal ini akan diproduksi oleh warga dan UMKM di sekitar Candi Borobudur. 

Baca Juga: Banyak yang Salah Kira, Bukan Tiket Masuk Candi Borobudur yang Naik Jadi Rp 750.000

Luhut mengungkapkan, rencana pembatasan kuota pengunjung dan kenaikan tarif untuk naik ke area stupa Candi Borobudur merupakan upaya pemerintah untuk menjaga warisan budaya dunia tersebut. Menurut Luhut, sebagai situs sejarah, Candi Borobudur memiliki berbagai kerentanan dan juga ancaman. 

Berdasarkan kajian dari berbagai ahli yang memberikan masukan kepada pemerintah, kondisi situs bersejarah itu saat ini mulai mengalami pelapukan. Selain itu, perubahan iklim, erupsi gunung berapi, gempa bumi, sampai perilaku pengunjung dan aksi vandalisme juga menjadi persoalan tersendiri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Walubi Minta Rencana Kenaikan Tarif Naik Stupa Candi Borobudur Ditinjau Ulang"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .

Terbaru