Peristiwa

Warga Menjerit! Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Samarinda, Harga Meroket Hingga Rp 39.000

Senin, 17 Februari 2025 | 17:06 WIB Sumber: Kompas.com
Warga Menjerit! Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Samarinda, Harga Meroket Hingga Rp 39.000

Petugas menyusun tabung gas elpiji 3 kilogram yang telah diisi ulang ke dalam truk di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (17/2/2025).


LPG - SAMARINDA. Meskipun Pertamina klaim telah melebihi kuota pendistribusian elpiji 3 kg di Samarinda, Kalimantan Timur, banyak pengecer masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan stok.

Akibatnya, harga gas melon di tingkat konsumen melonjak hingga mencapai Rp 39.000 per tabung.

Hamid (65), salah satu penjual LPG, mengungkapkan bahwa dirinya hanya menerima dua kali pengiriman dalam seminggu dengan jumlah yang terbatas.

Ia membeli gas dari pangkalan dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 28.000 hingga Rp 30.000, dan menjualnya kembali seharga Rp 35.000.

Namun, pasokan yang sedikit membuat stoknya cepat habis.

"Satu kali antar 50 tabung, sekarang kosong. Kita ambil dari pangkalan, harga yang diberikan juga beda-beda, ada yang Rp 28.000, ada yang Rp 30.000. Kalau kita jual Rp 35.000, seminggu cuma diantar dua kali, itu pun langsung habis," ujar Hamid, Senin, (17/2/2025).

Kelangkaan elpiji 3 kg

Sejumlah pengecer masih kesulitan mendapatkan stok. Kondisi ini menyebabkan harga gas melon di tingkat konsumen melonjak hingga Rp 39.000 per tabung. Senin (17/2/2025) (Kompas.com/pandawa borniat)

Ia juga menambahkan bahwa beberapa pangkalan masih menunggu edaran resmi dari Pertamina sebelum mendistribusikan elpiji ke pengecer.

Hal ini semakin memperparah keterbatasan pasokan di tingkat pengecer.

Di sisi lain, Aulia (33), seorang warga, mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan elpiji di beberapa pengecer.

Ia bahkan harus berkeliling hingga ke daerah Biawan untuk mencari gas yang dijual seharga Rp 39.000 per tabung.

Baca Juga: Menteri ESDM Tawarkan Investor Bangun Pabrik LPG di Indonesia

"Kadang masih susah, masih berebut juga. Saya beli elpiji ini Rp 39.000, harus keliling cari. Ke pangkalan pun susah, soalnya harus antre dan sering tidak kebagian," kata Aulia saat diwawancara pada Senin (17/2/2025).

Dengan kondisi yang semakin sulit ini, masyarakat berharap adanya langkah konkret dari pihak terkait, terutama Pertamina dan pemerintah daerah, untuk memastikan distribusi elpiji 3 kg berjalan lancar dan harga tetap terjangkau bagi warga Samarinda.

Tambahan pasokan 71.600 tabung

Diberitakan sebelumnya, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memastikan ketersediaan elpiji subsidi 3 Kg di Kota Samarinda dengan menyalurkan tambahan pasokan sebanyak 71.600 tabung secara bertahap hingga Maret 2025.

Langkah ini dilakukan guna menjaga stabilitas pasokan di tengah meningkatnya permintaan masyarakat.

“Penambahan pasokan masih terus dilakukan di seluruh wilayah. Khusus kota Samarinda, total 71.600 tabung disalurkan secara bertahap hingga Maret 2025. Paralel, tim Pertamina Patra Niaga terus turun untuk melakukan pengecekan lapangan bersama kementerian dan stakeholder terkait,” ujar Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan, Edi Mangun, Minggu (16/2/2025).

Baca Juga: Pertamina Tunggu Revisi Aturan BBM Subsidi

Upaya ini bertujuan untuk memperkuat stok di tingkat agen, pangkalan, maupun sub-pangkalan, sehingga masyarakat dapat membeli LPG subsidi dengan lebih mudah dan tidak terjadi kepanikan di lapangan.

Edi menegaskan bahwa stok LPG subsidi tetap disalurkan sesuai ketentuan tanpa ada pengurangan kuota.

“Kami imbau masyarakat untuk tidak panik, cukup beli sesuai kebutuhan, dan tidak melakukan penimbunan karena bisa berakibat kelangkaan. Kami juga mengimbau masyarakat untuk membeli elpiji 3 Kg di pangkalan resmi Pertamina untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi),” tambahnya.

Selanjutnya: IBC Resmi Jadi Holding, Ini Perkembangan Proyek Baterai di Indonesia

Menarik Dibaca: Indonesia jadi Tuan Rumah Asia Land Forum, Ini Masalah yang Dibahas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo
Terbaru