Waspada, kerang hijau dari Teluk Jakarta beracun dan tidak layak dikonsumsi

Jumat, 22 Februari 2019 | 18:12 WIB Sumber: Kompas.com
Waspada, kerang hijau dari Teluk Jakarta beracun dan tidak layak dikonsumsi


KESEHATAN - JAKARTA. Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara membenarkan pernyataan guru besar IPB bahwa kerang hijau yang hidup di Teluk Jakarta berbahaya untuk dikonsumsi. 

Kepala Sudin KPKP Jakarta Utara Rita Nirmala mengatakan, kerang hijau yang hidup di Teluk Jakarta mengandung logam berat sehingga tidak layak dikonsumsi. "Kerang hijau di Teluk Jakarta benar beracun dalam artian mengandung kandungan logam berat di atas ambang batas," kata Rita kepada Kompas.com, Jumat (22/2). 

Rita mengemukakan, beberapa zat berbahaya yang terkandung dalam kerang hijau di Teluk Jakarta antara lain timbal dan air raksa. Menurut Rita, hal itu disebabkan karakteristik kerang hijau yang hidup di dasar laut dan selalu menerima atau menyaring zat yang berada di sekitarnya. 

"Menyaring apa pun yang dia lewati untuk masuk ke dalam tubuhnya. Jadi, terakumulasi itu logam berat. Namanya logam berat kan pasi ke bawah. Jadi itu terakumulasi ke daging kerangnya itu," kata Rita. 

Dia menilai, kondisi ikan di Teluk Jakarta masih lebih baik jika dibandingkan kualitas kerang hijau karena mobilitasnya lebih tinggi sehingga tidak begitu terpapar pencemaran.  "Ikan kan lebih mobile. Pergerakannya lebih mobile sehingga kemungkinan enggak terlalu (tercemar)," katanya. 

Sebelumnya, Guru Besar Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Etty Riani menyebutkan, ikan dan kerang di Teluk Jakarta bahaya dikonsumsi karena banyaknya senyawa beracun dan berbahaya di Teluk Jakarta yang dapat merusak organ hewan-hewan itu. 

"Orang yang mengonsumsi ikan dari Teluk Jakarta rentan terhadap kanker dan penyakit degeneratif, seperti gagal ginjal,” kata Etty seperti dikutip The Jakarta Post. (Ardito Ramadhan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerang Hijau dari Teluk Jakarta Beracun, Tak Layak Dikonsumsi"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru