Awal 2021, zona merah corona di Indonesia 2021 turun, Jawa Tengah masih terbanyak

Kamis, 07 Januari 2021 | 09:43 WIB   Reporter: Adi Wikanto
Awal 2021, zona merah corona di Indonesia 2021 turun, Jawa Tengah masih terbanyak

ILUSTRASI. Awal 2021, zona merah corona di Indonesia 2021 turun, Jawa Tengah masih terbanyak. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/pras.


Zona merah corona di Jawa Timur

  • Blitar
  • Ngawi   
  • Lamongan

Zona merah corona di Jawa Tengah

  • Brebes    
  • Kota Surakarta    
  • Kota Salatiga    
  • Kota Pekalongan
  • Rembang
  • Semarang    
  • Temanggung    
  • Kendal    
  • Kebumen

Zona merah corona di Jawa Barat

  • Cirebon    
  • Karawang    
  • Kota Bekasi    
  • Kota Depok    
  • Kota Tasikmalaya    

Zona merah corona di Gorontalo

  • Bone Bolango

DKI Jakarta

  • Jakarta Selatan
  • Jakarta Timur
  • Jakarta Utara

Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Bantul    
  • Gunungkidul    
  • Sleman    
  • Kota Yogyakarta

Zona merah corona di Bengkulu

  • Kota Bengkulu

Zona merah corona di Banten

  • Kota Tangerang
  • Kota Tangerang Selatan
  • Tangerang

Zona merah corona di Bali

  • Jembrana
  • Tabanan
  • Badung
  • Gianyar

 

Perhitungan indikator kesehatan masyarakat:

 

Peta Zonasi Risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.
Indikator-indikator yang digunakan adalah sbb:

Indikator epidmiologi:
1) Penurunan jumlah kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
2) Penurunan jumlah kasus suspek pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
3) Penurunan jumlah meninggal kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
4) Penurunan jumlah meninggal kasus suspek pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
5) Penurunan jumlah kasus positif & probable yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
6) Penurunan jumlah kasus suspek yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
7) Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif & probable
8) Laju insidensi kasus positif per 100,000 penduduk
9) Mortality rate kasus positif per 100,000 penduduk
10) Kecepatan Laju Insidensi per 100,000 penduduk

PS. Data probable didapatkan dari data PHEOC utk nomor 1, 3, 7, sedangkan data probable untuk nomor 6 didapatkan dari data RS Online

Indikator surveilans kesehatan masyarakat
1) Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir
2) Positivity rate rendah (target ≤5% sampel positif dari seluruh orang yang diperiksa)

Indikator pelayanan kesehatan
1) Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS
2) Jumlah tempat tidur di RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS

Sumber data:
- Data kasus positif dan pemeriksaan laboratorium berdasarkan data surveilans Kementerian Kesehatan.
- Data pasien ODP, PDP, dan kapasitas pelayanan RS didapatkan berdasarkan data RS Online di bawah koordinasi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Ingat pandemi Covid-19 belum berakhir, banyak daerah berstatus zona merah corona. Patuhi protokol kesehatan, selalu kenakan masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

 

Selanjutnya: Berapa dosis kebutuhan vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh dari corona?

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto
Terbaru