KONTAN.CO.ID - 16 November memperingati Hari Angklung Sedunia, ketahui sejarahnya mengapa ada peringatan ini.
15 tahun yang lalu, tepatnya pada 16 November 2010, UNESCO menetapkan alat musik tradisional Angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asal Indonesia.
Mau tahu bagaimana sejarah Hari Angklung Sedunia? Simak pembahasan berikut ini.
Baca Juga: Daftar Wisata Alam di Bandung yang Cocok Untuk Liburan Akhir Pekan
Sejarah Penetapan Hari Angklung Sedunia

Melansir dari laman Portal Bandung, Dr Groneman menjelaskan bahwa Angklung telah ada di Nusantara, bahkan sebelum era Hindu.
Menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain ada di Jawa Barat, Angklung juga bisa ditemui di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan.
Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mengenal alat musik tersebut.
Baca Juga: Rekomendasi Martabak di Bandung yang Jadi Pilihan Warga Lokal
Sebelum ditetapkan oleh UNESCO, ada proses yang harus dilalu agar angklung bisa diakui sebagai WBTb asal Indonesia.
Awalnya angklung dimasukkan dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (Representative List of the INtangible Cultural Heritage of Humanity) dalam pertemuan Fifth Session of the Intergovernmental Committee.
UNESCO kemudian melakukan penilaian terhadap sejumlah kriteria.
Salah satunya, angklung dinilai sebagai alat musik yang menunjukkan karakteristik atau identitas budaya masyarakat Jawa Barat dan Banten.
Angklung juga menggambarkan kondisi masyarakat dalam menunjukkan nilai-nilai kerja tim, saling menghormati, dan membangun harmonisasi sosial.
Komite UNESCO kemudian mengadakan pertemuan Fifth Session of Intergovernmental Committee (5.COM) di Nairobi, Kenya, pada 15-19 November 2010.
Dari hasil pertemuan tersebut, Angklung Indonesia dinilai telah memenuhi kriteria-kriteria dan diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan asal Indonesia.
UNESCO juga menetapkan Angklung Indonesia sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia pada tanggal 16 November 2010.
Baca Juga: Kelola Sampah Rumah Tangga untuk Tingkatkan Ekonomi Lokal
UNESCO menilai Angklung Indonesia telah memenuhi kriteria-kriteria prasasti Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan dengan rincian sebagai berikut:
- Angklung Indonesia dan musiknya adalah pusat identitas budaya masyarakat di Jawa Barat dan Banten, di mana ketika memainkan Angklung mampu menunjukkan nilai-nilai kerja tim, saling menghormati dan harmoni sosial.
- Angklung Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan dapat berkontribusi pada kesadaran yang lebih besar akan pentingnya warisan budaya takbenda dan mempromosikan nilai-nilai kerja sama, disiplin, dan saling menghormati yang menjadi intinya.
- Langkah-langkah pengamanan diusulkan yang mencakup kerja sama antara pelaku dan pihak berwenang di berbagai tingkatan untuk memupuk transmisi dalam pengaturan formal dan non-formal, untuk mengatur pertunjukan, dan untuk mendorong keahlian membuat Angklung dan budidaya bambu berkelanjutan yang dibutuhkan untuk pembuatannya.
- Pencalonan Angklung Indonesia menunjukkan partisipasi luas masyarakat baik dalam upaya pengamanan dan, melalui konsultasi formal.
- Angklung Indonesia termasuk dalam inventarisasi nasional yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan dalam beberapa inventarisasi khusus yang dikelola oleh universitas dan asosiasi Angklung.
Penetapan Hari Angklung Sedunia pada 16 November diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mengenal alat musik sebagai warisan budaya asal Indonesia.
Tonton: Menhan: Prabowo Bakal Kirim 20.000 Prajurit Pasukan Perdamaian ke Gaza
Selanjutnya: Apakah Timun Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi atau Tidak? Ini Jawabannya
Menarik Dibaca: Apakah Timun Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi atau Tidak? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News