3 fakta di balik krisis air bersih di Bandung

Minggu, 14 Oktober 2018 | 07:10 WIB Sumber: Kompas.com
3 fakta di balik krisis air bersih di Bandung

ILUSTRASI. BANTUAN AIR BERSIH


SUMBER DAYA AIR - BANDUNG. Benarkah warga di Kota Bandung mengalami krisis air besih? 

Akhir-akhir ini santer tersiar kabar, warga di Jalan Industri terpaksa mengantre untuk mendapatkan jatah air bersih gratis.  

Berdasarkan keterangan warga, kondisi tersebut sudah terjadi sejak Ramadhan 2018. Jika tak ingin mengantre, warga terpaksa membeli Rp 1.000 untuk satu jeriken. 

Bagaimana sesungguhnya nasib warga Bandung yang kekurangan air bersih? Berikut 3 faktanya:

1. Penjelasan PDAM Tirtawening tentang krisis air bersih di Bandung 

Direktur Utama PDAM Tirtawening, Sonny Salimi, mengatakan, PDAM bukan pembuat air, tapi pengelola dan pendistribusian. 

Oleh karena itu, jika tidak ada air yang diolah, ia meminta untuk tidak menyalahkan PDAM, melainkan harus berdoa agar turun hujan. 

"Krisis air saat ini bukan terparah, tetapi sama dengan tahun 2015. Krisis air berlangsung sampai akhir Desember. Tapi mudah-mudahan tahun ini tidak terjadi," ujar Sonny seperti dikutip dari Tribun Jabar. 

Menurut Sonny, 28 titik sumur artesis yang dimiliki PDAM kondisinya sebagian besar sudah mati. Hanya beberapa yang masih aktif, dengan debit air terus menurun. Hal ini membuat pasokan air bersih kepada warga menjadi terhambat. 

2. Warga terpaksa mengantrie jika ingin air gratis

Warga Jalan Industri, Vani Putri Maulana (32), menjelaskan kondisi di kampungnya yang kesulitan mendapatkan air bersih. "Di sini biasa pakai air sumur yang dikelola PDAM tapi sekarang kering. Jadi kalau nggak ada bantuan kami beli Rp 1.000 satu jeriken," ujar Vani saat antre air gratis yang diberikan PDAM Tirtawening di Gang Hanura, Kelurahan Husen, Kamis (11/10/2018). 

Vani menyebutkan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak Ramadhan lalu. Selama berbulan-bulan, tidak ada air. PDAM sering memberikan air gratis, namun warga harus mengantre untuk mendapatkannya. 

Belum lagi jarak air gratis ke rumahnya yang jauh, membutuhkan tenaga ekstra. "Setiap hari beli enam jeriken dan untuk minum beli air galon, untuk kami berlima," ujar Vani. 

Hal ini tak hanya dialami oleh Vani, tetapi juga warga lainnya. 

3. Langkah PDAM Tirtawening atasi krisis air bersih 

Menghadapi kondisi tersebut, PDAM akan membuat sumur artesis baru di dua titik, yakni di kawasan Jalan Industri dan Jalan Sudirman.

"Alhamdulilah proses izin sudah keluar, tinggal dilelang. Sedangkan di titik lain izinnya masih dalam proses," ujar Sonny. Sonny mengatakan, satu titik artesis bisa melayani 500-700 Kepala Keluarga (KK). 

Apabila debit airnya bisa menghasilkan 2 liter air per detik, maka lebih dari 1.000 KK akan terlayani. (Michael Hangga Wismabrata)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Fakta di Balik Krisis Air Bersih di Bandung"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru