YOGYAKARTA. Jumlah rukun warga di Kota Yogyakarta yang memiliki bank sampah terus bertambah. Kini ada 405 RW atau 65% dari total 616 rukun warga yang memiliki bank sampah.
"Jumlah bank sampah di wilayah yang terus bertambah membuktikan bahwa kesadaran warga mengelola sampah dengan bijak semakin meningkat," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya saat peluncuran kembali program "Green and Clean" di Yogyakarta, Jumat (22/4).
Ia berharap, keberadaan bank sampah di wilayah juga mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Rata-rata volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibuang ke TPA Piyungan mencapai 200 ton per hari.
Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan seluruh RW di kota tersebut mampu membentuk bank sampah pada tahun ini. Sepanjang 2015, jumlah bank sampah baru yang terbentuk di wilayah tercatat sebanyak 90 unit.
Bank sampah tersebut dikelola oleh masyarakat secara mandiri. Bank sampah biasanya menampung sampah-sampah anorganik seperti plastik atau botol bekas yang bisa dijual atau diolah kembali menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomi.
Sementara itu, Program "Green and Clean" yang digagas sejak 2005, lanjut Aman, memperoleh tanggapan positif dari masyarakat.
"Tidak hanya untuk pemilahan dan pengelola sampah, tetapi warga juga memperoleh edukasi mengenai pemanfaatan air, serta perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.
Aman menambahkan, Kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata dituntut untuk bisa memberikan rasa nyaman dan aman kepada wisatawan yang datang, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan.
"Dengan kondisi kota yang bersih, tertib, hijau dan sehat tentunya akan mendukung perkembangan industri pariwisata di Yogyakarta. Selama ini, pariwisata masih menjadi lokomotif perekonomian di Yogyakarta," katanya.
Ia berharap, seluruh komponen masyarakat tetap memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
Program "Green and Clean" adalah program yang bertujuan meningkatkan kesadaran pelestarian lingkungan, termasuk di dalamnya masyarakat. Program tersebut bebasis pada pengelolaan sampah non organik sejak dari rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News