RENCANA PENERAPAN WFH - Rencana penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) kembali muncul dalam rapat terbatas di Istana Negara yang membahas polusi udara di Jakarta. Rapat juga dihadiri Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perlu mendorong sistem kerja hibrida untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek, yang dalam sepekan terakhir masuk ke kategori sangat buruk.
Aparatur sipil negara yang bekerja di Jakarta, baik instansi pusat maupun Pemprov DKI Jakarta, nantinya akan diminta bekerja dari kantor (work from office/WFO) dan dari rumah (work from home/WFH).
Rencananya, sistem kerja hibrida itu mulai diberlakukan September nanti atau bulan depan. Selain ASN, sistem hibrida ini juga diusulkan untuk diterapkan pada pekerja swasta.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Bersiap Terapkan WFH 50%
Pengusaha khawatir
Sementara itu Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jakarta, Diana Dewi, mengaku cemas dengan rencana pemerintah menerapkan WFH untuk karyawan yang bekerja di DKI Jakarta.
"Untuk mengurangi tingkat polusi udara di wilayah DKI Jakarta tentunya sah-sah saja kalau para pekerja akan diatur dengan model hybrid working," beber Diana dikutip dari Kompas TV, Kamis (17/8/2023).
Dia menambahkan, "Apalagi kabarnya Pemprov DKI Jakarta juga sedang melakukan pengaturan presentase pegawai yang masuk dan work from home."
Namun demikian, lanjut Diana, kebijakan WFH bisa berdampak buruk pada aktivitas bisnis banyak perusahaan. Padahal, pelaku bisnis baru saja pulih dari pandemi Covid-19.
"Harus diingat bahwa saat ini kita baru saja berupaya bangkit dari pandemi Covid-19, dan apakah hal ini bisa tepat benar-benar akan mengurangi polusi udara karena diterapkannya WFH?" ucap Diana.
Ia sendiri secara terus terang merasa risau dengan wacana tersebut. Yang ia khawatirkan, bekerja secara WFH bisa membuat sektor bisnis kembali terpukul.
Baca Juga: Kualitas Udara di Jakarta Termasuk Salah Satu yang Terburuk di Dunia
"Khususnya teman-teman pelaku usaha yang sedang dalam memulai usaha berjuang untuk membenahi lini bisnis masing-masing," jelas Diana.
"Jangan sampai kami jadi harus kembali dalam keadaan terpuruk karena kondisi tersebut," kata dia lagi.