JAKARTA. Mengomentari janji pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni perihal Bantuan Langsung Sementara (BLS), Basuki Tjahaja Purnama menilai besarannya terlalu kecil. Sementara itu Anies Baswedan menilai program tersebut kurang memberi harga diri bagi masyarakat.
Agus memang menjanjikan bantuan tunai sebesar Rp 400.000 per bulan untuk keluarga miskin. "Ingat ini bantuan sementara karena masih banyak orang miskin di Jakarta. Bagaimana orang bisa mendapat mata pencaharian kalau tidak punya apa-apa," kata Agus dalam debat perdana Pilkada DKI Jakarta di Bidakara, Jumat (13/1).
Petahana gubernur non aktif, Ahok, menilai terlalu kecil lantaran ia menyiapkan beberpa program proteksi misalnya KJS sehingga warga bisa berobat gratis di layanan kesehatan kelas 3, KJP serta program beasiswa, subsidi untuk lansia, subsidi buruh, dan sebagainya.
Namun Ahok memilih tidak memberikan secara tunai. "Hanya tidak uang kontan. Dia harus pakai kartu gesek supaya kami monitor uangnya fokus untuk mereka," tandas Ahok.
Dengan bisa melakukan tracking terhadap transaksi keuangan tersebut, pemerintah provinsi bisa menilai apakah program yang diberikan sudah tepat sasaran. Selain itu, data ini bisa dimasukkan dalam database sebagai dasar pembuatan kebijakan lanjutan.
Sedangkan Anies Baswedan menyerang program bantuan langsung tersebut dari Agus-Sylvi dengan mengklaim bahwa pembukaan lapangan kerja bakal lebih efektif. Dengan memberi bantuan langsung, warga diibaratkan hanya diberi ikan dan kemiskinan akan tetap dialami.
"Apa yang disampaikan pasangan Agus-Sylvi menarik tetapi tidak memberikan harga diri bagi masyarakat. Kami akan memberikan lebih memilih membuat usaha supaya mereka bisa mandiri," kata Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News