Ahok ingin Go-Jek masuk sistem Jakarta Smart City

Rabu, 18 Februari 2015 | 11:16 WIB Sumber: Kompas.com
Ahok ingin Go-Jek masuk sistem Jakarta Smart City

ILUSTRASI. Pekerja membuat patung di bengkel kerja skala Usaha Kecil Menengah (UKM) PT Timboel Keramik Kasongan, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (4/8). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin jasa ojek yang tergabung dalam Go-Jek dapat masuk ke dalam sistem Jakarta Smart City atau smartcity.jakarta.go.id. Hal itu disampaikan Basuki seusai bertemu dengan jajaran direksi PT Go-Jek Indonesia, di Balai Kota, Selasa (17/2). 

"Kami juga ingin Go-Jek terintegrasi dengan Smart City. Nantinya kerja sama ini menguntungkan kedua pihak karena kami bantu promosi mereka, sementara warga Jakarta dan turis memiliki banyak pilihan sarana transportasi," kata Basuki. 

Basuki pun mengakui, sarana transportasi ojek tidak tercantum dalam Undang-Undang Lalu Lintas. Namun, adanya aplikasi semacam ini menjadi inovasi bagi warga ataupun turis untuk membantu kegiatan mereka.

"Jadi, bule bisa datang ke sini dan bisa coba naik Go-Jek. Ini aman karena ada di sistem Jakarta Smart City. Itu yang kami harapkan, timbal balik," kata Basuki. 

Direktur PT Transjakarta Antonius NS Kosasih mengaku belajar teknologi melalui Go-Jek. Ke depan, aplikasi serupa yang dapat diunduh di Google Play Store ataupun App Store ini juga dibuat untuk mengecek keberadaan bus-bus di Jakarta.

Selain itu, penilaian warga melalui pola rating yang sudah digunakan Go-Jek juga sangat mungkin untuk diterapkan kepada sopir transjakarta. Penumpang bisa langsung memberikan masukan melalui rating yang ada di aplikasi yang sudah diunduh di smartphone warga.

"Kalau kami bisa kerja sama dalam waktu dekat, saya akan melengkapi semua sopir saya dengan fasilitas Android. Paling cepat, nantinya, di aplikasi ini, warga bisa komplain sopir mana yang ugal-ugalan dan lainnya," kata Kosasih.

Sekadar informasi, aplikasi Go-Jek membuat warga tak perlu lagi mendatangi tempat mangkal atau stop tukang ojek di pinggir jalan. Adapun Go-Jek merupakan sistem yang dibuat sebuah perusahaan lokal bernama PT Go-Jek Indonesia.

Selain transportasi ke tempat tujuan, Go-Jek menyediakan jasa lain berupa pengantaran serupa kurir dan jasa belanja, yakni membelikan barang yang dipesan pengguna—misalnya makanan—dengan nilai maksimal Rp 1 juta. 

Aplikasi Go-Jek telah diunduh 50.000 kali sejak diluncurkan. Untuk memesan ojek, peminat bisa mengunduh aplikasi Go-Jek dari toko aplikasi Android di Google Play atau Apple di App Store, melakukan registrasi e-mail dan nomer telepon, lalu memesan ojek. 

Dalam waktu paling lama 45 menit, ojek dijamin sudah tiba ke tujuan. Posisi ojek yang dipakai bisa dipantau lewat aplikasi karena pengemudi ojek turut dilengkapi smartphone dengan fitur GPS. Jumlah pengemudi ojek yang tergabung dalam Go-Jek kini telah mencapai kisaran 2.000 orang dan tersebar di area Jabodetabek.

Pihak Go-Jek turut menyediakan perlengkapan standar lain berupa sepasang helm dan jaket. Pengguna juga bisa memberikan feedback berupa review atau masukan lain terhadap layanan pengemudi ojek dari Go-Jek.

Untuk tarif, tukang ojek tidak menetapkannya sendiri. Tarif Go-Jek sudah ditentukan, yakni Rp 4.000 per kilometer dengan jumlah minimal pembayaran sebesar Rp 25.000. Para tukang ojek yang tergabung di Go-Jek ini merupakan tukang ojek yang biasa mangkal di jalan, dan bukan melalui sistem rekrutmen. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Berita Terkait

Terbaru