Ambon tetapkan status tanggap darurat selama 14 hari

Minggu, 29 September 2019 | 16:17 WIB   Reporter: Abdul Basith
Ambon tetapkan status tanggap darurat selama 14 hari

ILUSTRASI. Bangunan Pasar Apung Desa Tulehu yang roboh akibat Gempa


SIAGA BENCANA - JAKARTA. Kota Ambon menetapkan status tanggap darurat pasca bencana gempa bumi. Status tersebut berlaku selama 14 hari hingga 9 Oktober mendatang.

Dengan status itu, biaya yang digunakan akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019, APBD Kota Ambon, dan biaya lain yang sah dan tidak mengikat.

"Selama masa tanggap darurat tersebut tanggap darurat bencana gempa bumi kota Ambon bertugas untuk mengkoordinasikan semua unsur untuk penanganan darurat dinwilayah administrasinya," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam siaran pers, Minggu (29/9).

Baca Juga: Lubang sebesar sumur muncul di perkampungan dan pantai usai gempa, ini kata BMKG

Sebelumnya, BNPB juga telah menyiapkan dana untuk penanganan gempa di Ambon. Dana tersebut berasal dari dana siap pakai sebesar Rp 1 miliar untuk operasional penanganan darurat.

Selain itu, BNPB juga menyiapkan dana sebesar Rp 515 juta. Dana itu akan digunakan untuk keperluan bantuan logistik seperti matras, sandang, perlengkapan keluarga, dan selimut. "Upaya pendataan di lapangan masih terus dilakukan oleh tim reaksi cepat BPBD Provinsi Maluku," terang Agus.

Upaya pendataan salah satunya untuk mengidentifikasi titik-titik pengungsian. Sementara ini titik konsentrasi teridentifikasi di Desa Waai seperti di wilayah Air Terjun Waai, Dusun Ujung Batu dan Batu Dua. Sedangkan di Kota Ambon, penyintas terkonsentrasi di SMA Siliwangi, Kuburan atas SMA 9, dan SMA 9.

Baca Juga: Kondisi terkini gempa Ambon: Terjadi 484 gempa susulan, pengungsi capai 25.000 orang

Pasca gempa juga menyebabkan terjadinya pengungsian warga. Mereka yang mengungsi berjumlah 244.780 orang, dengan rincian Seram Bagian Barat (SBB) 109.661 orang, Maluku Tengah 108.000 orang dan Kota Ambon 27.119.

Sementara data kerusakan rumah masih terus dilakukan; data rumah rusak di Kota Ambon berjumlah 374 unit dengan rincian 173 rusak ringan (RR), 74 rusak sedang (RS) dan 74 rusak berat (RB). Kerusakan rumah wilayah SBB mencakup 31 RR, 163 RS dan 106 RB.

Sementara itu, total korban meninggal dunia dari tiga kabupaten di Provinsi Maluku berjumlah 30 orang. Korban tertinggi di Kabupaten Maluku Tengah berjumlah 14 orang, Kota Ambon 10 orang dan SBB 6 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru