KUPANG. PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menghentikan angkutan penyeberangan antar daerah di wilayah provinsi kepulauan ini sejak Jumat pekan kemarin hingga diperkirakan tanggal 9 Januari 2014 dengan alasan kondisi gelombang masih tinggi.
"Manajemen PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur masih menutup pelayaran di semua lintasan sejak tanggal 2 Januari 2015 dan diperkirakan akan dibuka kembali tanggal 9 Januari jika cuaca kembali normal berdasarkan rekomendasi BMKG setempat," kata General Manager PT Fery Indonesia (Persero) Cabang Kupang, Arnol Yansen di Kupang, Rabu.
Sehingga kepada semua operator dan pengelola armada agar mentaati kebijakan ini untuk keamanan dan keselamatan bersama.
Sebab sudah hampir sepekan ini cuaca ekstrim melanda wilayah ini berupa hujan lebat dengan intensitas ringan hingga sedang disertai dengan angin kencang.
Hujan disertai angin itu telah ikut memicu tinggi gelombang maksimum di perairan Selatan Nusa Tenggara Timur maksimum 5,0 meter.
"Tinggi gelombang seperti itu berdampak kecepatan angin mencapai 25-40 km/jam dan berpotensi terjadi angin puting beliun pada daerah-daerah dataran rendah, sehingga masyarakat diminta untuk selalu waspada.
"Sikap waspada ini terutama bagi navigator dan penerbang dan masyarakat yang sedang melaksanakan perjalan menggunakan pesawat terbang atau kapal laut," katanya.
Ia mengatakan kondisi ini juga memicu hujan terjadi hingga tiga hari ke depan dan gelombang tinggi berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan, terutama di perairan bagian selatan seperti Laut Sawu bagian selatan, Laut Timor, Selat Rote dan Samudera Hindia Selatan NTT.
"Di Samudera Hindia Selatan NTT, gelombang berpotensi naik hingga mencapai 4-5 meter, bahkan gelombang maksimal berpotensi hingga mencapai di atas lima meter, terutama di Perairan NTT bagian selatan," katanya.
"Angin kencang itu telah berdampak pada tinggi gelombang laut di wilayah Selatan NTT dan wilayah perairan lain dalam NTT mencapai 5,0-6,0 meter, sehingga pelayaran harus dihentikan untuk satu pekan ke depan," katanya lagi.
Seperti disaksikan sejumlah pelabuhan tradisional di Kupang belakangan ini lesu akibat cuaca yang tidak menentu.
"Cuaca buruk sangat berdampak negatif terhadap aktivitas nelayan dan penyeberangan dari dan ke seluruh wilayah berbasiskan kepulauan itu," katanya.
Sebab dalam kondisi cuaca yang tidak menentu pemilik perahu motor maupun penumpang terkesan enggan untuk bepergian atau menunda untuk sementara sambil menunggu cuaca baik.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat mengingatkan masyarakat umum dan nelayan yang tengah beraktivitas di darat maupun laut untuk mewaspadai Siklon Jangmi yang tumbuh di Utara Filipina dan dampaknya terasa hingga ke NTT.
"Perlu waspada untuk menghindari dampak ikutan dari Topan tersebut merambat ke Indonesia termasuk NTT," kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana, Kupang, Juli Setyanto.
Ia menyebut ciri khas dari siklon itu antara lain, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi terus menerus khusus untuk wilayah Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat dan bahkan NTT bagian Selatan dan Utara.
Selain itu katanya gelombang laut dengan tinggi dua hingga tiga meter muncul di Perairan Kepulauan Sangihe, Laut Maluku bagian Utara, Laut Halmahera, Perairan Timur Halmahera, Perairan Raja Ampat, Perairan Utara Papua Barat dan sekitar Laut Timor dan Selat Sumba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News