"Kenapa kami teriak? Karena ini sudah momentum menjelang Ramadhan yang kebutuhan dagingnya meningkat. Konsumen warga membebani kami dengan tingginya permintaan karena kami tetap jual dengan harga Rp 130.000," kata Mufti.
"Bukan untung malah tambah rugi, kami yang tadinya hanya berjuang untuk member, para pedagang warung, cuma kalau permintaan meningkat, cost-nya siapa yang menanggung," imbuhnya.
Karena itu, APDI berharap pemerintah memberikan subsidi kepada para pedagang daging sapi, seperti kebijakan HET minyak goreng yang kemudian disubsidi oleh pemerintah pusat.
Baca Juga: BI Perkirakan Deflasi Februari 2022 Sebesar 0,05%, Ini Penyumbangnya
"Atau subsidi sampai hari Lebaran saja, jangan subsidi terus-terusan karena lagi pandemi semua takut pemborosan, subsidi Rp 10.000 per kg saja sudah cukup," ucapnya.
Dengan subsidi tersebut, ia menilai pedagang bisa mendapatkan profit Rp 10.000 untuk menutupi biaya prosedural seperti gaji karyawan, membeli plastik, dan lainnya.
"HET tetap Rp 130.000, tapi kerugian pedagang disubsidi oleh pemerintah sebesar Rp 10.000 per kg," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Harga Daging Sapi Naik, DPD APDI Jakarta Berharap Pemerintah Beri Subsidi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News