Bagikan Bansos Beras di Bantul Yogyakarta, Jokowi Sebut Kualitas Premium

Selasa, 30 Januari 2024 | 15:38 WIB   Reporter: Leni Wandira
Bagikan Bansos Beras di Bantul Yogyakarta, Jokowi Sebut Kualitas Premium

ILUSTRASI. Petugas mengambil gambar warga penerima bantuan pangan dari pemerintah di Kantor Kelurahan Trondol Kota Serang, Banten, Rabu (11/10/2023). Pemda setempat bekerja sama dengan Perum Bulog akan menyalurkan 891,5 ton beras untuk 29.717 keluarga penerima manfaat. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/nz


BANSOS - JAKARTA  – Presiden Joko Widodo mengunjungi 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) guna memonitor sirkulasi bantuan pangan beras ke masyarakat agar terlaksana dengan tepat sasaran dan tepat waktu. 

Jokowi didampingi Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi turut memastikan ketercukupan stok pangan di Gudang Perum Bulog Sendangsari, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa (30/1).

"Semua sudah terima (bantuan pangan beras) yang 10 kg ya? Ini nanti akan diberikan bulan Januari Februari,Maret," kata Jokowi dalam sambutannya.

Bahkan, mantan Gubernur DKI itu menjanjikan bahwa bansos beras akan berlanjut hingga enam bulan mendatang.

Baca Juga: Rekor Terbesar Dana Bansos Sepanjang Masa

"Setelah Maret akan dilanjutkan lagi April, Mei, Juni. Nanti setelah Juni, saya akan hitung-hitung lagi APBN kita, kalau memungkinkan akan dilanjutkan lagi,” tambahnya.

Ia menegaskan kepada masyarakat bahwa Ia mengatakan beras bantuan tersebut berkualitas premium. Bansos beras yang dibagikan Jokowi berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP).

"Beras Bulog ini beras kualitas premium. Sampai di rumah langsung dimasak coba. Ini berasnya (bantuan pangan), memang beras yang diberikan ini, beras pilihan semuanya," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan langkah stabilisasi harga beras telah dititahkan Presiden kepadanya. 

Baca Juga: Sri Mulyani Otak Atik Anggaran untuk Bansos Tambahan

Pihaknya bersama Perum Bulog menjelang panen raya akan melipatgandakan gelontoran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ke masyarakat.

“Bapak Presiden Joko Widodo menyampaikan khusus untuk Januari-Februari sebelum panen besar tahun ini, khusus untuk beras, ini di double kan. Bukan bantuan pangan ya, tetapi beras untuk stabilisasi," beber Arief.

Arief mengaku usai melakukan diskusi dengan seluruh penggiling padi yang ada di Yogyakarta. kata dia, teman-teman penggiling padi itu menyampaikan harga gabah hari ini sangat tinggi. 

"Angkanya bisa di atas Rp 8.000, sehingga kalau untuk jadi beras, tanpa diberikan bantuan beras dari pemerintah dan Bulog, itu angkanya (harga beras) bisa di atas Rp 18.000 sampai 20.000," ungkapnya.

Arief menuturkan kecukupan stok pangan strategis selalu dipastikan demi kestabilan stok dan harga di pasar. Pelbagai program telah pemerintah rancang, terutama dalam mengatasi fluktuasi kondisi perberasan nasional.

"Untuk itu, Bapak Presiden terus cek stok di Bulog karena untuk memastikan bahwa stok beras di Bulog selalu dalam kondisi baik. Bulog itu ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional minimum stok yang dikelola itu adalah 1 juta ton," ucap Arief.

Arief bilang, pada akhir tahun setiap ganti tahun, harus ada 1,2 juta ton. Hal itu sudah termasuk stok untuk bantuan pangan seperti hari ini. 

Baca Juga: Siap-siap, Ada Guyuran BLT Pangan untuk 18,8 Juta KPM Pada Februari 2024

"Untuk Bantuan pangan beras itu 3 bulan, (kebutuhan stok) bisa sampai sekitar 220.000 ton, sebulan kali tiga. Kemudian ada lagi 1,2 juta ton (beras SPHP), itu untuk stabilisasi pasokan sepanjang tahun," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta dukungan pengawasan dari segenap elemen masyarakat terhadap peredaran beras yang bersumber dari CBP. Ia menekankan perlunya belanja bijak dalam membeli beras SPHP oleh masyarakat.

"Importasi beras memang keputusan pahit tapi harus kita kerjakan supaya tetap pemerintah dan masyarakat memiliki pasokan pangan, utamanya beras. Angka nasional itu sekarang 1,4 juta ton, itu terus-menerus masuk. Tapi kita juga mau pastikan saat panen raya nanti, kita stop impor. Ini supaya harga petani tetap terjaga baik," tegasnya.

Ia berharap agar beras SPHP dapat membantu mengawasi peredaran beras. (Beras SPHP) ini memang sudah dijual secara luas dan berasnya sangat baik kualitasnya. 

Baca Juga: Bulog Pastikan HET Beras Belum akan Direvisi, Meski Harga Beras masih Tinggi

"Tapi sebaiknya jangan banyak-banyak (membelinya), karena stok 5 sampai 10 kilo sudah cukup untuk di rumah," pungkasnya.

Untuk diketahui, realisasi penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai 26 Januari telah menyentuh 115.227.861 kg. 

Secara persentase, penyaluran beras SPHP antara lain berupa 51,8% ke pengecer; 44,8% ke distributor; 2,7% Satgas; dan selebihnya disalurkan melalui pemerintah daerah, BUMN, dan lokapasar daring.

Sementara realisasi bantuan pangan beras sampai 28 Januari secara nasional telah mencapai 17.854.660 kg. Adapun sasaran penerima pada pelaksanaan program tahun ini adalah 22.004.077 KPM yang terdiri dari kelompok desil 1 dengan jumlah 6.878.649 keluarga, desil 2 terdapat 7.474.796 keluarga, dan desil 3 sebanyak 7.650.632 keluarga. 

Baca Juga: Penyaluran Bantuan Beras 10 Kg Tersendat, Bulog Ungkap Penyebabnya

Basis data yang digunakan bersumber dari data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang diampu oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). 

Dalam kunjungan Presiden Jokowi hari ini, turut hadir Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, dan Direktur Transformasi & Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamoriska.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli
Terbaru