Dengan status internasional, Bandara Komodo akan menampung penerbangan langsung rute luar negeri. Sejauh ini, disebutkan bandara itu memungkinkan penerbangan asing yang akan mendarat adalah maskapai dari Singapura dan Australia.
Baca Juga: Kementerian PUPR alokasikan Rp 5,2 triliun kembangkan kawasan wisata superprioritas
Sekedar informasi, konsorsium tersebut membentuk Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang bernama PT Cinta Airport Flores (CAF). Dalam konsorsium tersebut, Cardig Aero Service menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 80%. Sedangkan, sisanya sebesar 20% digenggam oleh Changi Airports International Pte Ltd (CAI), dan Changi Airports MENA Pte Ltd.
Konsorsium ini akan melakukan investasi sebesar Rp 1,2 triliun dengan biaya operasional Rp 5,73 triliun selama 25 tahun atau sampai 2044.
Budi Karya menambahkan dengan adanya skema KPBU untuk pengembangan Labuan Bajo, maka dana yang sebelumnya untuk mengembangkan daerah tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur di daerah lainnya. Menurutnya, hal itu juga sebagai upaya mempercepat progres pembangunan 5 destinasi pariwisata prioritas.
"Kami lakukan ini supaya uang yang semestinya untuk mengembangkan Labuan Bajo, kami bisa membangun pelabuhan atau bandara yang ada di Papua, Aceh, Sulut, dsb," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News