Banten-Australia kembangkan kawasan industri

Senin, 10 Oktober 2016 | 14:22 WIB Sumber: Antara
Banten-Australia kembangkan kawasan industri


SERANG. Pemerintah Provinsi Banten melalui perusahaan daerah PT Banten Global Development (BGD) menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) penjajakan kerja sama investasi kawasan industri dengan pihak Australia melalui Australia Indonesia Busines Council (AIBC).

Penandatangan MoU tersebut dilakukan Direktur PT Banten Global Development Sudibyo dengan Presiden AIBC Debnath Guharoy disaksikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Babar Suharso, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM RI Azhar Lubis, serta perwakilan Kedutaan Besar Australia Kym Hewett, di Kantor BKPM di Jakarta, Senin (10/10).

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM RI Azhar Lubis meminta kerja sama investasi antara Banten dengan Australia tersebut tidak hanya berhenti di MoU saja. Namun yang lebih penting adalah realisasi dari MoU tersebut.

"Jangan berpuas diri hanya melaksanakan MoU saja, tapi yang paling penting adalah realisasinya," kata Azhar.

Menurutnya, MoU tersebut sebagai langkah awal dalam proses pembangunan kawasan industri terpadu di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, seluas 700 hektare di daerah Kohod dan Tanjung Burung di sekitar muara Sungai Cisadane.

Menurut Azhar, salah satu yang direncanakan akan dibangun oleh investor dalam kawasan tersebut adalah pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) 3 X 450 Mega Watt (MW) dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

"Nilai investasinya diperkirakan mencapai US$ 1,3 miliar atau setara dengan Rp 16,9 triliun," kata Azhar.

Kepala BKPMPT Banten Babar Suharso mengatakan, dengan adanya MoU tersebut merupakan momentum penting bagi Banten, mengingat penanaman modal merupakan tulang punggung di daerah, sehingga tidak hanya mengandalkan pemerintah atau APBD.

"Kita jelas butuh investasi dalam negeri maupun asing. Hari ini kami melakukan MoU dengan Australia yakni untuk menginisiasi investasi di Pantai Utara Kabupaten Tangerang," kata Babar.

Ia mengatakan, Banten memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk investasi. Pihaknya berharap MoU tersebut bisa segera terealisasi sehingga akan bisa ketahuan berapa investasi yang masuk dari Australia dan bergerak di sektor apa saja.

"Lahan yang disiapkan ada sekitar 1.500 hektare. Untuk tahap awal ini untuk kawasan sekitar 700 hektare disiapkan untuk power plant, kawasan industri dan pelabuhan khusus," kata Babar.

Direktur PT Banten Global Development (BGD) Sudibyo mengatakan, dari hasil MoU ini akan segera ditindaklanjuti oleh ke dua pihak untuk merancang lebih teknis mengenai bentuk kerjasama serta berbagai jenis usaha atau investasi yang akan dikembangkan di kawasan seluas 700 hektare tersbeut.

"Nanati kan pihak dari Australia ini dibawahnya ada asosiasi-asosiasi perusahaan. Nah nantinya akan diteruskan ke bidang apa saja mereka yang berminat investasi di sini untuk mengisi kawasan tersebut. Sementara kami dari pihak BGD juga akan berkordinasi dengan Kabupaten Tangerang dalam peruntukan pengembangan kawasan tersebut," kata Sudibyo.

Selanjutnya, kata dia, lebih teknisnya lagi akan dilakukan feasibility study (FS). Sementara itu sambil menunggu untuk pengembangan kawasan industri, ada investor lain yang akan berinvestasi dalam bisang ketenagalistrikan untuk mendukung kawasan industri.

"Nanati kawasan seluas 700 hektare ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat Banten," kata Sudibyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia
Terbaru