Banten West Java: Tanjung Lesung mulai pulih dan siap sambut wisatawan kembali

Kamis, 10 Oktober 2019 | 07:49 WIB   Reporter: Ratih Waseso, Venny Suryanto
Banten West Java: Tanjung Lesung mulai pulih dan siap sambut wisatawan kembali

ILUSTRASI. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usaha PT Banten West Java Tourism (BWJ) siap mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung seluas 100 hektare, tahun ini. BWJ akan mengembangkan hotel, resor, marina, dan sarana k


JEP TANJUNG LESUNG - PANDEGLANG. Usai bencana tsunami melanda pesisir Selat Sunda pada akhir tahun lalu tepatnya pada 22 Desember 2018 kini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung terus bangkit.

PT Banten West Java pengelola Tanjung Lesung menyebut ada beberapa pembangunan yang terus dilakukan guna tarik wisatawan datang berlibur disana

Direktur Utama PT Banten West Java (BWJ) Poernomo Siswoprasetijo menuturkan pihaknya kini terus menata kawasan yang mengandalkan wisata pantai tersebut.

Baca Juga: Jurus Bupati Pandeglang Irna Narulita mendorong pariwisata selepas tsunami tahun lalu

"Setelah mengalami musibah kita memang mengalami tahap recovery dan kita melakukan perencanaan - perencanaan dan pembangunan serta penataan - penataan di dalam kawasan ini," jelas Poernomo kepada KONTAN ditemui di Resort Tanjung Lesung akhir September lalu.

Recovery tak hanya sebatas pembangunan fisik saja adapula kerja sama dengan BMKG dan Pemerintah Daerah dalam hal mitigasi apabila terjadi bencana. Ia menambahkan bahwa Pemerintah melalui BMKG mendukung dengan menyiapkan radar.

Radar berupa radar tsunami yang dapat mendeteksi jarak 200 km beserta radar gempa yang akan menjadi peringatan dini apabila terjadi sesuatu di Kawasan Tanjung Lesung.

Baca Juga: Ini penampakan kamar yang kerap ditiduri Presiden Soeharto jika berlibur ke Peucang

Antusiasme wisatawan kembali terlihat disebut Poernomo sejak beberapa bulan lalu tepatnya saat libur lebaran. "Di akhir bulan ini justru lebih banyak wisatawan asing dari Eropa seperti Prancis ada tamu beberapa rombongan datang, lalu ada dari Belanda, mereka dan tinggal 5 hingga 6 malam, turis dari Australia juga," sambungnya.

Pengembangan kawasan tak lepas dari investor yang terus digaet BWJ. Pembangunan ditujukan untuk sarana-sarana pariwisata di kawasan Tanjung Lesung. Memiliki luas sekitar 13 kilometer sepanjang bibir pantai Tanjung Lesung memang unggul menawarkan wisata birunya laut.

Berbagai karakteristik dari lokasi wisata mulai pantai pasir putih hingga spot snorkling di Tanjung menjadi daya tarik yang akan terus dikembangkan BWJ.

Bukan hanya wisata saja yang dikembangkan, saran penginapan tak luput untuk digenjot pengembangannya. "Kami targetkan beberapa hotel baru di kawasan ini tumbuh, misalnya satu kawasan rumah wisata atau homestay, yang masyarakat bisa memiliki dan disewakan kembali. Ini memberikan nilai lebih buat lesung berkembang," kata Poernomo.

Baca Juga: Wisata unik, telusuri jalur badak jawa mandi di Pulau Handeuleum

Tak hanya itu ada juga investor asal Australia yang tengah kembangkan penginapan bagi mereka para backpacker. Peran pemerintah melalui departemen perindustrian juga ada dalam pengembangan wadah IKM di Tanjung Lesung yaitu.

"Tahun ini ada 4 atau 5 proyek, tahun depan sekitar 5 proyek juga. Ada kompleks Ladda Beach, Ladda Bay Village. Investor Australia, hotel untuk backpaker, lalu ada Mongolian Culture Center tahun ini kita kembangkan lagi. Air strip kita terus kembangkan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa ada regular flight kesini," terang Poernomo.

Ladda Bay Village sendiri sudah selesai pembangunan tahap satu sebanyak 32 unit. Berikutnya sedang kembangkan tahap dua sebanyak 52 unit homestay.

Tahun ini WBJ menargetkan 900.000 wisatawan, namun dengan beberapa kondisi kemarin terdapat penurun 30%. Saat ini pengembangan dan recovery ditekankan Poernomo terus digenjot.

Baca Juga: Merawat hutan dan kebhinnekaan lewat Upacara Kebo Ketan di Ngawi, Jawa Timur

Sarana menuju ke Tanjung Lesung disebut menjadi satu tantangan bagi kawasan ekonomi khusus ini. Saat ini tengah dibangun jalan tol Serang - Panimbang yang diklaim akan pangkas waktu tempuh dari Jakarta menjadi 2 jam saja.

Ditanya seberapa siap Tanjung Lesung menyambut diri sebagai Bali Baru Poernomo menyebut bahwa perlu ada integrasi antara pengembangan kawasan Tanjung Lesung dengan kawasan sekitar atau daerah penyangga.

"Tak hanya kembangkan Tanjung Lesung saja, buffer zone juga perlu. Buffer zone juga ada potensi dikembangkan sebagai wisata," jelas Poernomo.

Memberi contoh seperti Bali yang terdapat sinergi antara masyarakat yang menjaga dan mencintai budaya serta alam akan menjadi daya tarik wisatawan.

Poernomo berharap hal tersebut juga terbentuk di sana, hingga pengembangan buffer zone juga diperlukan beriringan dengan KEK Tanjung Lesung.

Baca Juga: Jelajah ekonomi pariwisata: Ada Homestay dengan tampilan unik di Tanjung Lesung

Jika semua terintegrasi maka tak menutup kemungkinan akan terwujud dalam 2-3 tahun ke depan. "Wisatawan akan lama tinggal karena bertambahnya sarana sekitar KEK dan buffer zone, perlu integrasi," jelasnya.

Guna capai tujuan tersebut tahun ini investasi guna pembangunan infrastruktur dan beberapa proyek. "Di infrastruktur dan proyek di angka Rp 200 miliar bisa kita realisasikan. Tahun depan bisa lebih karena ada beberapa investor yang sudah bergabung dan komit, tahun depan realisasikan bisa dua atau tiga kalinya," jelas Poernomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto
Terbaru