Ladda Bay Village sendiri sudah selesai pembangunan tahap satu sebanyak 32 unit. Berikutnya sedang kembangkan tahap dua sebanyak 52 unit homestay.
Tahun ini WBJ menargetkan 900.000 wisatawan, namun dengan beberapa kondisi kemarin terdapat penurun 30%. Saat ini pengembangan dan recovery ditekankan Poernomo terus digenjot.
Baca Juga: Merawat hutan dan kebhinnekaan lewat Upacara Kebo Ketan di Ngawi, Jawa Timur
Sarana menuju ke Tanjung Lesung disebut menjadi satu tantangan bagi kawasan ekonomi khusus ini. Saat ini tengah dibangun jalan tol Serang - Panimbang yang diklaim akan pangkas waktu tempuh dari Jakarta menjadi 2 jam saja.
Ditanya seberapa siap Tanjung Lesung menyambut diri sebagai Bali Baru Poernomo menyebut bahwa perlu ada integrasi antara pengembangan kawasan Tanjung Lesung dengan kawasan sekitar atau daerah penyangga.
"Tak hanya kembangkan Tanjung Lesung saja, buffer zone juga perlu. Buffer zone juga ada potensi dikembangkan sebagai wisata," jelas Poernomo.
Memberi contoh seperti Bali yang terdapat sinergi antara masyarakat yang menjaga dan mencintai budaya serta alam akan menjadi daya tarik wisatawan.
Poernomo berharap hal tersebut juga terbentuk di sana, hingga pengembangan buffer zone juga diperlukan beriringan dengan KEK Tanjung Lesung.
Baca Juga: Jelajah ekonomi pariwisata: Ada Homestay dengan tampilan unik di Tanjung Lesung
Jika semua terintegrasi maka tak menutup kemungkinan akan terwujud dalam 2-3 tahun ke depan. "Wisatawan akan lama tinggal karena bertambahnya sarana sekitar KEK dan buffer zone, perlu integrasi," jelasnya.
Guna capai tujuan tersebut tahun ini investasi guna pembangunan infrastruktur dan beberapa proyek. "Di infrastruktur dan proyek di angka Rp 200 miliar bisa kita realisasikan. Tahun depan bisa lebih karena ada beberapa investor yang sudah bergabung dan komit, tahun depan realisasikan bisa dua atau tiga kalinya," jelas Poernomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News