Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh menuturkan, di sektor pariwisata terdapat dua dimensi yaitu aktivitas manusia dan bisnis. Oleh karenanya di tengah pandemi penerapan protokol kesehatan di sektor pariwisata jadi hal utama.
"Pastikan aman pakai, masker, jaga jarak, protokol kesehatan jadi priority kita biar cepat pulih atau rebound. Mau ngga mau kalau beradaptasi dengan kenormalan baru tetap prioritaskan aspek kesehatan dirapikan, protilokl kesehatan. Sudah ada kebijakan KMK No 382, kami turunkan ke hand book panduan aspek-aspek tersebut sevara detil dari kebersihan, keselamatan, keamanan dan environment," kata Frans.
Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2014 Sapto Nirwandar menyebut, bahwa guna membangun kembali sektor wisata maka perlu dilihat juga integrasi dari adanya protokol kesehatan sektor pariwisata. Ia juga mengapresiasi dengan inisiatif pemerintah daerah Banyuwangi untuk adanya pelatihan bagi pelaku wisata.
Baca Juga: Turis asing seret, turis lokal menjadi bidikan
"Ngga betul juga semua pindah dari mass travel ke individual travel. Mass travel tetap tapi pakai protokol tentunya. Diatur visiting manajemen misal separo, Borobudur udah dibuka pakai physical distancing. Perlu ada integrasi, setuju ada training bagi pelaku wisata soal protokol kesehatan," jelas Sapto.
Sebagai informasi, selain penerapan protokol kesehatan yang disiplin dan ketat di sektor pariwisata Banyuwangi, juga diwajibkan setiap pemandu wisata atau tour guide di Banyuwangi untuk mendapatkan sertifikasi. Sertifikasi dilakukan untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada tour guide dalam pelaksanaan protokol kesehatan di sektor pariwisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News