SURABAYA. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyiapkan peraturan daerah (perda) pemberian insentif penanaman modal. Rancangan perda ini telah diajukan pada DPRD setempat.
"Upaya itu seiring kian meningkatnya pertumbuhan investasi di Banyuwangi. Selain itu, guna semakin menarik minat investor," katanya, ditemui pada Diskusi Media di Surabaya, Kamis (12/3).
Azwar mengungkapkan, pemberian insentif adalah dukungan dari pemerintah daerah kepada penanam modal dalam rangka mendorong gerak ekonomi daerah. Insentif diberikan sesuai kewenangan, kondisi, dan kemampuan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
"Kriteria investor yang bisa mendapatkan insentif di antaranya memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, investor itu diharapkan bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal, menggunakan sumber daya lokal, memberikan kontribusi dalam peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB), berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Bahkan, mampu bermitra dengan pengusaha kecil-menengah atau koperasi, serta memberi nilai tambah bagi produk lokal.
"Misalnya, ada perusahaan minuman jeruk atau olahan kulit manggis, kami beri insentif karena Banyuwangi kan pusatnya jeruk dan manggis. Lalu perusahaan yang mau investasi pertanian, kami siapkan irigasi penunjangnya. Teknis detil insentif akan dituangkan dalam Peraturan Bupati," tuturnya.
Di samping itu, tambah dia, bentuk insentif yang diberikan juga berupa pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah, pengurangan, keringanan. Kemudian, pembebasan retribusi daerah, pemberian dana stimulan, atau pemberian bantuan modal.
"Kami juga bantu sediakan penyediaan lahan atau lokasi, pemberian bantuan teknis, dan percepatan pemberian perizinan," ucapnya.
Dalam catatan Azwar, nilai investasi di Banyuwangi pada tahun 2012 sebesar Rp 1,19 triliun. Nilai investasi kemudian meningkat 184% menjadi Rp 3,38 triliun pada 2013. Namun Adapun pada 2014 sebesar Rp 3,44 triliun atau naik 1,7%.
"Hingga awal Maret 2015, investasi yang sudah masuk Rp 586,57 miliar," tambahnya.
Ia melanjutkan, peningkatan investasi itu mampu mendorong kesejahteraan masyarakat. Hal itu terlihat dari Pendapatan Per Kapita yang naik tajam 70% dari Rp 14,97 juta pada tahun 2010 menjadi Rp 25,5 juta pada 2014.
Adapun Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) naik tajam 71% dari Rp 23,56 triliun pada 2010 menjadi Rp 40,48 triliun pada tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News