JEMBER. Deputi Kepala Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Ferry F. Tumpal mengatakan petani cabai di Kabupaten Jember akan mendapatkan asuransi pertanian pada tahun 2017. Ini demi melindungi petani dari potensi gagal panen akibat cuaca ekstrim yang bakal terjadi pada tahun depan.
"Kita melindungi petani karena mereka menyuplai komoditas pangan dan kondisi ekstrim seperti ini menyebabkan petani cabai mengalami gagal panen, sehingga modal kerjanya habis," kata Jerry di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (26/12).
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu para petani cabai membutuhkan perlindungan asuransi di sektor pertanian. Dengan demikian modal usaha para petani dapat terjaga saat musim tanam kembali.
"Perlindungan asuransi tersebut diberikan sebagai langkah antisipasi jika para petani mengalami gagal panen seperti yang terjadi pada tahun ini," tutur Jerry.
Dengan pertimbangan tersebut, lanjut dia, BI Jember akan memberikan perlindungan kepada petani cabai dalam bentuk asuransi petani, sehingga saat petani mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem sudah ada asuransi yang dapat memberikan perlindungan.
"Para petani dapat terus menjalankan usahanya dan masih memiliki modal untuk kembali memulai menanam cabai karena komoditas tersebut merupakan salah satu komoditas yang menyumbang laju inflasi," katanya.
Ia menjelaskan program asuransi petani cabai itu merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan BI Jember untuk menjaga harga komoditas pangan di Kabupaten Jember tetap stabil.
"Nantinya para petani yang sudah menjadi binaan BI Jember akan dibantu dan sebagai langkah awal yang mendapatkan asuransi petani adalah kelompok petani cabai merah besar di Kecamatan Wuluhan," ujarnya.
Ke depan, lanjut dia, program asuransi petani itu tidak hanya mencakup komoditas cabai saja, tetapi juga akan meliputi komoditas pangan yang lain di wilayah kerja BI Jember yang meliputi Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Lumajang.
"Langkah awal mungkin komoditas cabai, tetapi akan diusahakan untuk membantu komoditas pangan yang lain yang prosesnya akan dilakukan pada awal tahun 2017," katanya menambahkan.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur Edi Suryanto menyambut baik adanya asuransi pertanian dengan komoditas cabai. Berkaca dari tahun ini, banyak petani mengalami gagal panen.
"Petani cabai memerlukan asuransi untuk memberikan jaminan aman, agar petani bisa mendapatkan tambahan modal tanam ketika terjadi gagal panen seperti tahun ini. Apalagi kondisi cuaca saat ini sangat ekstrem karena berdasarkan data luas lahan 2.500 hektare cabai merah besar di Jember, yang bisa dipanen hanya sekitar 20 persen saja," kata petani cabai asal Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News