Bikin bangga! UNPAD produksi alat rapid test dengan akurasi 80% dan murah

Rabu, 24 Juni 2020 | 05:10 WIB   Reporter: Azis Husaini
Bikin bangga! UNPAD produksi alat rapid test dengan akurasi 80% dan murah

Unpad produksi alat rapid test bernama Deteksi Cepad


VIRUS CORONA -JAKARTA. Universitas Padjadjaran (Unpad) tak henti-henti memberikan kontribusi untuk penanganan atau pencegahan pandemi Covid-19 di Jawa Barat.

Setelah berhasil memproduksi Ventilator dengan nama Vent-I (Ventilator Indonesia) bersama ITB dan Masjid Salman, kini Unpad berhasil memproduksi alat rapid test dengan nama Deteksi Cepad.

Baca Juga: Keren! Lima ventilator made in Indonesia lolos uji Kemenkes siap produksi massal

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa Unpad pada minggu ini sudah memulai memproduksi rapid test sendiri.

"Hasilnya lebih akurat dan murah dibanding yang impor sekarang ini. Keakuratannya 80% atau hampir setara dengan tes PCR. Menggunakan metode deteksi antigen bukan antibody seperti yang selama ini dipergunakan. Dinamai DETEKSI CEPAD," ungkap Ridwan dalam akun Instagramnya.

Baca Juga: Lima ventilator made in Indonesia sudah lolos uji sertifikasi Kemenkes

Alat rapid test dengan nama Deteksi Cepad tersebut dibuat oleh para ilmuwan dari Fakultas MIPA Unpad. 

Ridwan Kamil juga pernah mengatakan bahwa Unpad juga saat ini sedang bekerjasama dengan ITB untuk membuat alat rapid test sendiri.

Kata dia, pihaknya akan membuat alat rapid test sendiri bulan depan. Akurasi alat ini diklaim dua kali lipat dari alat yang dipakai saat ini. "Buatan UNPAD dan ITB," kata Ridwan Kamil saat mengecek kesiapan AKB di Kabupaten Pangandaran dikutip Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Baca Juga: Inilah 15 daerah di Jawa Barat yang siap terapkan new normal mulai 1 Juni

Sebelumnya, untuk Ventilator yang sudah dibuat UNPAD-ITB-Masjid Salman diberi nama Vent-I dan sudah beredar atau digunakan dimana-mana, baik Rumah Sakit di Jawa Barat maupun provinsi lainnya. Harga dari Vent-I pun hanya 5% dari harga ventilator impor yang mencapai Rp 500 juta - Rp 700 juta per unit, adapun fungsinya setara dengan barang impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini

Terbaru