KONTAN.CO.ID - Kasus Bjorka kembali menjadi sorotan publik setelah aparat Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial WFT (22). Sosok itu diduga sebagai pemilik akun X Bjorka versi 2020.
Penangkapan dilakukan di Minahasa, Sulawesi Utara, pada Selasa (23/9/2025). WFT dituduh terlibat dalam akses ilegal terhadap data nasabah sebuah bank swasta dan berencana melakukan pemerasan bank.
Dengan penangkapan ini, publik kembali mengingat rangkaian panjang peretasan yang sebelumnya menggemparkan Indonesia sejak 2022.
Lantas, bagaimana perjalanan kasus Bjorka dan siapa sosoknya?
Berikut tiga babak besar kemunculan hingga penangkapan hacker tersebut.
Babak I: Bjorka bikin geger pada tahun 2022
Nama Bjorka pertama kali mencuat ketika ia mengunggah 26 juta data pelanggan IndiHome ke forum Breached.to pada Agustus 2022.
Data tersebut memuat informasi pribadi pelanggan, mulai dari riwayat pencarian internet, alamat email, hingga NIK. Tidak lama kemudian, pada 31 Agustus 2022, Bjorka kembali membocorkan data registrasi kartu SIM milik jutaan pengguna di Indonesia.
Seminggu berselang, giliran data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diklaim diretas, berisi informasi pemilih termasuk nama, NIK, alamat, hingga status disabilitas.
Baca Juga: Pemilik Akun X Bjorka Klaim Meretas 4,9 Juta Data Nasabah Bank
Aksinya tidak berhenti di situ. Bjorka juga melakukan doxing terhadap pejabat publik. Data yang dibocorkan mencakup NIK, nomor telepon, alamat rumah, hingga dokumen pribadi. Bahkan, Bjorka mengklaim membocorkan dokumen surat menyurat Presiden Joko Widodo dan dokumen rahasia Badan Intelijen Negara (BIN).
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (3/10/2025), reaksi pemerintah kala itu cukup keras.
Presiden Ke-7 RI Joko Widodo menggelar rapat khusus bersama Menko Polhukam Mahfud MD, Menkominfo Johnny G Plate, Kepala BSSN, dan BIN.
"Sebenarnya bukan data yang sebetulnya rahasia, yang bisa diambil dari mana-mana cuma kebetulan sama," kata Mahfud MD, Senin (12/9/2022).
Beberapa pejabat juga menanggapi langsung. Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, membantah keakuratan sebagian data pribadinya.
"NIK-nya salah. Nomor HP-nya juga salah. Itu enggak tahu saya, (Bjorka) ngambil datanya dari mana. Kebanyakan salah itu data-datanya," ujarnya pada Selasa (13/9/2022).
Baca Juga: Bukan Orang Asing, Bjorka Si Hacker 4,9 Juta Nasabah Bank Ternyata Pemuda Asal Sulut
Babak II: kebocoran data berlanjut pada 2023
Aktivitas Bjorka berlanjut hingga 2023. Pada November 2022, ia mengklaim membocorkan 3,2 miliar data PeduliLindungi, termasuk informasi vaksinasi dan riwayat check-in. Data itu dijual senilai 100.000 dolar AS (sekitar Rp 1,55 miliar) dalam bentuk Bitcoin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang kala itu menjabat, membantah aplikasi PeduliLindungi sebagai sumber kebocoran. Akan tetapi, isu tersebut terlanjur menimbulkan kegaduhan.
Pada pertengahan 2023, publik kembali digemparkan dengan kabar bahwa Bjorka menjual 34,9 juta data paspor warga Indonesia di forum gelap.
Data itu ditawarkan dengan harga 10.000 dolar AS (sekitar Rp 155 juta). Isu ini memperkuat perdebatan mengenai lemahnya sistem keamanan data nasional.
Pakar keamanan siber, Rosihan Ari Yuana dari Universitas Sebelas Maret, menilai kasus ini seharusnya menjadi momentum perbaikan.
"Seharusnya pemerintah peduli sejak awal membangun sistem digital yang kuat. Membuat sistem digital itu tidak hanya asal jadi, namun lemah di keamanan datanya," paparnya.
Tonton: Pemilik Akun X Bjorka Ditangkap Polisi: Gak Lulus SMK Tapi Jago Hack Data!
Babak III: Penangkapan WFT pada 2025
Kasus terbaru muncul pada Februari 2025 ketika akun X @bjorkanesiaa menampilkan tampilan database nasabah bank swasta. Akun itu juga mengirim pesan ke pihak bank dan mengklaim telah meretas 4,9 juta data nasabah.
"(Pelaku juga) mengirimkan pesan juga ke akun resmi bank tersebut dan mengeklaim bahwa sudah melakukan hack kepada 4,9 juta akun database nasabah,” kata AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
Motif pelaku adalah untuk melakukan pemerasan terhadap pihak bank. Namun, rencana itu gagal setelah pihak bank melapor ke polisi pada 17 April 2025. Enam bulan kemudian, polisi menangkap WFT di rumah kekasihnya di Minahasa.
"Tersangka dengan inisial WFT, laki-laki, usia 22 tahun," ungkap AKBP Reonald Simanjuntak.
Dari hasil pemeriksaan, WFT mengaku sudah menggunakan nama Bjorka sejak 2020 dan aktif berselancar di dark web.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bjorka dalam 3 Babak: Mencuat 2022, Lanjut Bocorkan Data 2023, Ditangkap 2025"
Selanjutnya: Wall Street: Dow dan S&P 500 Catat Rekor Penutupan Tertinggi, Nasdaq KoreksI
Menarik Dibaca: Realme GT 8 Perkenalkan RAM hingga Kapasitas Baterai Jumbo! Cek Spesifikasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News