PRAKIRAAN CUACA - SEMARANG. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Jawa Tengah masih harus mengalami musim kemarau dengan status kekeringan ekstrem hingga November 2019.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Semarang Iis W Harmoko mengatakan, pihaknya memprediksi musim hujan di Jawa Tengah tahun ini akan mundur 30 hari. Hal tersebut disebabkan karena kondisi suhu perairan dan pembentukan awan yang masih kurang.
"Musim hujan tahun ini diprediksi mundur hingga 30 hari, sehingga musim kemarau menjadi lebih panjang," kata Iis saat dikonfirmasi, Selasa (29/10).
Baca Juga: Kementerian PUPR salurkan bantuan air bersih bagi pengungsi gempa Ambon
Menurut Iis, bulan Oktober tahun ini hujan turun hanya di sebagian kecil wilayah Jawa Tengah. "Daerah pegunungan di Jawa Tengah mayoritas sudah memasuki musim hujan. Jadi musim hujan di Jawa Tengah memang tidak merata," ujar Iis.
Kendati demikian, kemarau panjang tahun 2019 tidak lebih parah dengan yang terjadi pada kemarau tahun 2015. Iis mengimbau masyarakat agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaanya sebelum memasuki musim hujan.
Baca Juga: Gempa kuat 6,6 magnitudo guncang Filipina Selatan
Sebab, akan terjadi angin kencang, sedangkan hujan yang terjadi sebelum memasuki musim hujan berpotensi lebat dan disertai dengan petir.
"Diprediksi akan terjadi cuaca ekstrem sebelum memasuki musim hujan. Akan terjadi hujan lebat dengan durasi pendek disertai angin dan petir jadi masyarakat harus lebih waspada," ucap Iis. (Riska Farasonalia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prediksi BMKG, Musim Hujan di Jawa Tengah Mundur 30 Hari"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News